>
Headlines News :
Home » , » Pemeliharaan Jalan Nasional di Sulteng Habiskan Rp1,1 Triliun

Pemeliharaan Jalan Nasional di Sulteng Habiskan Rp1,1 Triliun

Written By Unknown on Senin, 24 Maret 2014 | 15.14.00

Jalur Kebun Kopi adalah  salah satu Jalan Nasional  di Sulteng yang setiap
tahun menghabiskan banyak anggaran. (Foto: Dok. Jurnalsulteng.com)
Palu, Jurnalsulteng.com - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin Mohammad Said, mengatakan  biaya pemeliharaan Jalan Nasional di Sulawesi Tengah (Sultengf) pada 2013 menghabiskan anggaran sebesar Rp1,1 triliun.

Besarnya anggaran tersebut karena  Provinsi Sulteng saat ini memiliki jalan nasional terpanjang di Pulau Sulawesi yang mencapai 2.700 kilometer.

Setiap tahunnya anggaran pemeliharaan jalan nasional kian meningkat seiring adanya pelebaran ataupun perpanjangan jalan nasional yang menghubungkan Sulawesi Tengah ke sejumlah provinsi lainnya di Pulau Sulawesi, kata Muhidin, Minggu (23/3/2014).

Jalan nasional di Sulawesi Tengah dimulai dari tugu nol kilometer di Bundaran Hasanuddin, Kota Palu, dan terus berlanjut hingga menuju perbatasan Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Anggota komisi yang membidangi perhubungan, infrastruktur dan perumahan rakyat ini mengatakan jalan nasional adalah infrastruktur yang biayanya ditanggung APBN.

"Kadang ada warga mengeluhkan kondisi jalan di desanya atau provinsi ke DPR RI. Ini salah kamar, namun kita arahkan ke DPRD agar lebih tepat dan segera ditindaklanjuti," katanya.

Lebih lanjut Muhidin mengatakan, jalan nasional terpanjang di Indonesia berada di Provinsi Sumatera Utara dengan panjang 2.800 kilometer.

"Sulawesi Tengah menempati urutan ke dua," kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini.

Muhidin juga mengingatkan masyarakat untuk turut serta merawat sarana milik negara.

Jalan nasional di Sulawesi Tengah yang paling sering mendapatkan perawatan adalah jalur kebun kopi yang berada di perbatasan Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong sepanjang sekitar 62 kilometer.

Jalur tersebut sering dilanda bencana tanah longsor terutama saat hujan deras karena lokasinya berada di pegunungan yang dipagari tebing.

Longsor tersebut mengakibatkan jalur utama yang menghubungkan Sulawesi Tengah dan provinsi lainnya itu sering ditutup sehingga mengganggu arus transportasi dan perekonomian.

Pada awal 2014, bencana tanah longsor di jalur kebun kopi menelan satu korban jiwa karena tertimpa batu, dan melukai belasan orang lainnya.***


sumber: antarasulteng.com 
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger