>
Headlines News :
Home » » Belum Reda, Besok Demo Penolakan Kenaikan BBM di 60 Kota

Belum Reda, Besok Demo Penolakan Kenaikan BBM di 60 Kota

Written By Unknown on Selasa, 25 November 2014 | 20.33.00

Demo Kenaikan BBM. [Ilustrasi]
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus mendapat penolakan dari kalangan masyarakat sipil. Sejumlah organisasi mahasiswa, pemuda, buruh dan rakyat miskin kota yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Rakyat Indonesia (PPRI), meminta pemerintah membatalkan kebijakan tersebut. Mereka mengancam menggelar aksi besar-besaran di 60 kota Rabu besok.

Kordinator Nasional PPRI Sultoni mengatakan, saat ini rak­yat sedang dihadapkan pada re­zim baru yang menaikkan harga BBM tanpa pertimbangan. (Baca Juga: KAMMI Instruksikan Kader Terus Lakukan Perlawanan )

Kenaikan BBM berimplikasi memperbesar beban rakyat yang sudah berat menjadi ber­tam­bah,” katanya yang dilansir Rakyat Merdeka Online, Selasa (25/11/2014).

Dia menyatakan, aksi-aksi me­nentang kenaikan harga BBM akan terus berlangsung di berba­gai daerah. Sayang, pemerintah se­olah tutup mata. Ini bukti bah­­wa yang berkua­sa sekarang ter­nyata tidak pro rakyat. Kebijak­an-kebijakannya tidak berpihak pada rakyat,” tudingnya.

Sebagai aksi perlawanan, PPRI akan menggelar aksi besar-besa­ran di 60 kota se-Indonesia. PPRI akan menunjukkan penen­tangan yang sehebat-hebatnya Rabu nanti. Kami akan mengge­lar aksi serentak. Di Jabo­detabek ak­si akan dipusatkan di Jalan Sa­lemba Raya,” ungkap­nya.

Sultoni menyatakan, demo ini merupakan aksi awal yang akan terus dilanjutkan sam­pai pe­me­rintah membatalkan ke­naikan harga BBM. Aksi ini akan men­jadi titik tolak sebuah konso­lidasi mogok umum. Dukungan ke­pada aksi ini terus berdatangan. Apa­la­gi tidak ada pembenaran sama se­kali atas kenaikan harga BBM,” ucapnya.

Ketua Umum Serikat Perjua­ngan Rakyat Indonesia (SPRI) Marlo Sitompul mengatakan, ak­si nasional ini sebagai bentuk ke­gelisahan bersama atas kenai­kan harga BBM. Aksi ini bu­kan saja akan dilakukan oleh kawan-ka­wan mahasiswa. Tapi juga kaum miskin kota, buruh, nelayan dan petani,” kata Marlo.

Menurut dia, kenaikan harga BBM berdampak luar biasa, ka-rena ham­pir semua harga kebu­tuh­an pokok naik. Ditambah lagi persoalan perlindungan rak­yat yang menjadi kewajiban peme­rintah sebagaimana diatur dalam Pasal 34 Ayat 2 UUD 1945,” celotehnya.

Marlo menyerukan kepada se­luruh rakyat Indonesia agar turut bergabung dalam aksi PPRI. Da­lam aksi di Jalan Salemba Raya nanti, kita akan melakukan rapat raksasa untuk membatalkan ke­naikan harga BBM,” tegasnya.

Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lamen Hendra Saputra mengatakan, sejak harga BBM dinaikkan, mahasiswa dari pulu­han kampus sudah bergerak tu­run ke jalan.

Sekarang kita memiliki dua tantangan, yaitu membatalkan ke­naikan harga BBM dan mela­wan provokasi JK bahwa gerakan to­lak BBM hanya akan terjadi se­lama dua minggu,” katanya.

Dia menjelaskan, saat ini gera­kan-gerakan mahasiswa telah ber­gabung ke dalam PPRI. Bah­kan, Lamen akan me­nyerukan pemogokan umum di kampus-kampus. Gerakan rak­yat tidak boleh dipandang sebelah mata. Kita butuh pemerintahan yang jujur. Bukan yang berpe­nam­­pil­an pro rakyat, tapi kerja­nya me­nin­das rak­yat. Namanya saja kabinet kerja, tapi kerjanya me­nindas rak­yat,” kritiknya.

Ketua Konfederasi Pergerakan Rakyat (KPR) Anwar Sastro Maaruf mengatakan, siapapun yang berusaha mencabut subsi­di berarti tengah mengarahkan In­do­nesia pada liberalisasi.

Kita tidak menduga ini akan dilakukan Jokowi-JK. Memang banyak ak­tivis yang mendukung Jokowi-JK. Tapi baru sebulan ber­kuasa mengeluarkan kebijak­an tidak pro rakyat,” kecamnya.

Menurutnya, kalau mau me­naik­kan harga BBM pemerintah harus membicarakannya terlebih dahulu dengan rakyat. Unsur par­­tisipasi rakyat sudah lenyap. Ke­sepakatan-kesepakatan pe­me­rintah dengan negara lain ha­nya mengarah pada eksploitasi dan ek­splorasi sumber daya alam ki­ta untuk menopang eko­nomi glo­bal,” katanya.

Anwar mengklaim, perlawan­an masyarakat terhadap kenai­kan BBM berlang­sung sporadis dan PPRI adalah wadah untuk me­nya­tukan perla­wanan ter­sebut. Aksi 26 No­vem­ber nanti hanya permulaan, dan selan­jut­nya akan dilakukan pemogokan umum,” tandasnya.

Berkaitan dengan wacana se­jumlah fraksi di DPR yang akan menggunakan hak interpe­lasi kepada pemerintah akibat ke­bija­kan kenaikan harga BBM subsidi, Menkopolhukam Te­djo Edhy Purdjianto menyatakan, peme­rintah siap untuk menja­wab per­tanyaan DPR perihal kenaikan harga BBM tersebut.

Pemerin­tah sudah menyiap­kan segala se­sua­tunya. Kita meng­­­ha­rapkan ada­nya kesadar­an bersama me­nyi­kapi ke­bija­kan pemerintah. Karena pe­me­rintah tidak pernah ingin me­nyengsa­rakan rakyatnya, apa­pun kebija­kannya” kata Tedjo.

Menurut Tedjo, pemerintah su­dah memper­siapkan segala hal dalam mengantisipasi gejolak sosial dan ekonomi terkait ke­bijakan menaikkan harga BBM bersubsidi. [Rmol]

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger