>
Headlines News :
Home » , , » Raih Medali dan Terlantar, Sanksi pun Menanti

Raih Medali dan Terlantar, Sanksi pun Menanti

Written By Unknown on Jumat, 23 September 2016 | 00.07.00

Altet-atlet Muaythai yang mengharumkan nama Provinsi Sulteng memperlihatkan medali yang diraih di PON XIX saat terlantar dan terlunta-lunta di Stasiun Manggarai Jakarta, Kamis (22/9/2016). (Detik.com)

Palu, Jurnalsulteng.com - Meski Cabang Olahraga Muaythai masih sebatas eksibishi di PON XIX, namun 13 atlet dan oficial-nya telah mengharumkan nama Sulteng dengan meraih satu medali emas, tiga perak dan tiga perunggu.

Namun, keberhasilan meraih medali yang dipersembahkan untuk Sulawesi Tengah tersebut tak berbanding lurus dengan nasibnya yang sempat terlantar di Stasiun Manggarai Jakarta, karena tak punya uang untuk membeli tiket pulang ke daerah asal.

Terlantarnya 13 atlet dan oficial Muaythai asal Kabupaten Morowali, Sulteng itu menjadi berita heboh di media-media nasional dan lokal, Kamis (22/9/2016).

Ramainya pemberitaan itu sontak membuat pengguna medsos terhenyak dan prihatin. Publik mempertanyakan kepedulian pemerintah daerah terhadap atlet-atlet yang membawa nama Sulteng di kancah Nasional.

Hebatnya lagi, para atlet tersebut sampai harus patungan merogoh kocek sendiri untuk biaya makan dan penginapan selama berjuang mengharumkan nama Sulteng.

Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, MSi memang tak dapat menyembunyikan kegeramannya soal adanya atlet Muaythai asal Sulteng yang terlantar.

Dikutip Antaranews.com, Kamis (22/9/2016) malam, gubernur mengaku sudah meminta Bupati Morowali Anwar Hafid untuk memulangkan atlet-atlet itu karena konon, keberangkatan mereka dari Morowali ke Jawa Barat itu dilepas oleh bupati.

"Pemprov dan KONI Sulteng sama sekali tidak mengetahui keberangkatan mereka ke PON XIX," kata gubernur .

Iwan Said, pelatih sembilan atlet muaythai asal Kabupaten Morowali itu kepada media di Jakarta menyebutkan bahwa usai menyelesaikan pertandingan di Cianjur, Jawa Barat dan membawa pulang satu medali emas, tiga perak dan tiga perunggu, rombongan ini kehabisan uang.

"Kami berangkat sejak awal memang tidak ada uang dari pemda. Ini uang patungan anggota DPRD dan uang kami sendiri," kata Iwan kepada kompas.com dan mengungkapkan bahwa keberangkatan mereka dilepas Bupati Morowali Anwar Hafid di rumah jabatan.

Gubernur mengatakan bahwa Bupati Morowali sebelumnya sudah mengingatkan mereka soal biaya pemberangkatan, dari mana mereka mendapatkan uang.

"Rupanya sang offisial Iwan Said itu nakal. Berbekal nekad dan pertemanan dengan jurnalis, mereka memanfaatkan momentum PON tersebut. Pemda Sulteng dan KONI tidak tahu menahu dengan keberangkatan mereka," ujarnya.

Longki mengaku akan mengingatkan KONI agar cabang olahraga ini ditegur keras dan harus diberi sanksi.

Sementara itu Sekretaris KONI Sulteng Safei yang dihubungi wartawan melalui telepon mengatakan tim Muaythai ini beangkat atas inisiatif sendiri dari Morowali ke Bandung namun sampai di Bandung, mereka tidak pernah melapor atau berkoordinasi dengan KONI maupun Posko kontingen Sulteng.

"Bahkan sampai meninggalkan Bandung untuk balik ke Sulteng pun mereka tidak pernah berkoordinasi dengan KONI," ujarnya.

Safei juga menyebutkan bahwa Pengurus Provinsi Muaythai Sulteng tidak pernah melaporkan ke KONI Sulteng soal keberangkatan anak-anak Muaythai itu ke PON XIX.

Iwan Said sendiri ketika dihubungi wartawan di Jakarta mengatakan akan mencari tempat menginap di Mess Pemda Sulteng selama menanti uluran tangan pihak-pihak yang tergerak hatinya untuk membantu kepulangan mereka ke Morowali. (***)

Source; Antara
Red; Sutrisno
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger