>
Headlines News :
Home » » 'Geng Tancho' Pendukung Puan Setengah Hati Usung Jokowi

'Geng Tancho' Pendukung Puan Setengah Hati Usung Jokowi

Written By Unknown on Kamis, 26 Juni 2014 | 01.00.00

Puan Maharani
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Ramai dikabarkan kelompok pendukung Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang dikenal dengan sebutan 'Geng Tancho' tidak begitu sepakat dengan pencapresan Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan, ketidaksukaan itu diisukan sudah berlangsung lama atau sejak mantan Wali Kota Solo tersebut diusung maju dalam Pilgub DKI Jakarta pada 2012. Puncaknya ketika pencapresan Jokowi tidak memberi efek pada perolehan suara PDIP yang membuat partai tersebut harus berkoalisi.

"Isu kubu Puan tidak all out itu berasal dari kekecewaannya saat pemilihan legislatif kemarin. Dimana, efek Jokowi tidak berdampak pada raupan suara PDIP," beber pengamat politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara, yang dikutip dari Rakyak Merdeka Online, Rabu (25/6/2014).

Ketika itu, lanjutnya, partai banteng menargetkan perolehan suara sebesar 27-30 persen dengan adanya Jokowi effect. Namun, target ternyata meleset sehingga Jokowi seakan disudutkan lantaran dianggap efeknya tidak membawa dampak elektoral.

Padahal, bila target tercapai PDIP bakal maju mengusung capres sendiri tanpa perlu menggandeng partai lain untuk berkoalisi. Sebelum pileg, santer disebut cawapres internal bakal didorong salah satunya adalah Puan Maharani yang juga anak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Jika target itu tercapai, Puan sangat berpeluang menempatkan dirinya sebagai cawapres mendampingi Jokowi dalam pilpres," kata Igor.

Kader PDIP Eriko Sutarduga, Effendi Simbolon dan Bambang Wuryanto disebut-sebut sebagai lingkaran dekat Puan Maharani. Mereka kerap dikenal dengan sebutan Gank Tancho karena penampilannya yang selalu klimis dan rapih. Kabarnya, mereka yang memperjuangkan Puan agar bisa menjadi cawapres bagi Jokowi.

"Hasil suara 19 persen di pileg menguburkan impian PDIP mengusung capres-cawapresnya sendiri yang salah satu adalah agar trah Soekarno tetap eksis dengan kehadiran Puan," jelas Igor.

Dia menambahkan, kurang cocoknya kubu Puan terhadap sosok Jokowi terlihat dari sikap beberapa orang dekatnya yang kerap mengkritik keras, seperti Effendi Simbolon. Dalam beberapa kesempatan, Effendi begitu galak mengkritik seperti mengkritik rencana reklamasi pantai yang dicanangkan Jokowi. Atau dia menilai Jokowi bukanlah politisi karena tidak pernah berpolitik.

Kini isu setengah hatinya kubu Puan mendukung Jokowi kembali menguat ke permukaan, ditengah PDI-P dan partai koalisinya sedang berjuang memenangkan Pilpres. dana partai untuk pemenangan pilpres tak mengucur optimal dari Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP yang dipimpin Puan.

Menurut Igor, bila kemudian isu dana partai tak mengucur optimal karena ketidaksukaan salah satu faksi terhadap calon yang sedang diperjuangkan tentu dapat merusak proses pemenangan sendiri. Pasalnya, Pilpres 2014 adalah momentum terbaik bagi PDIP untuk bisa kembali jadi partai penguasa.

"Pencalonan Jokowi-Jusuf Kalla menyisakan kekecewaan di kubu pendukung trah Soekarno yang ingin tampil di pentas politik pasca 10 tahun nganggur dari kekuasaan. Puan Maharani yang meraih suara fantastis di Dapil Jateng untuk lolos ke Senayan juga alasan lain adanya kekecewaan para pendukung Puan yang gagal mengusungnya jadi cawapres," tambah Igor.

Apalagi, faktanya perolehan suara PDIP di bawah target 27 persen kian menjadi pembenaran bagi kubu yang tidak suka dengan Jokowi. Mereka seakan menimpakan kegagalan target suara kepada sosok yang dianggap tidak memberi efek.

"Fenomena ini adalah kenyataan lain bahwa dinasti politik masih sangat kental di tubuh PDIP. Dan, dinasti politik yang mengakar di dalam tubuh partai cenderung memecah soliditas dukungan," demikian Igor. (Rmol)
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger