>
Headlines News :
Home » , » Berani, Ikhlas dan Damai Demi Rakyat

Berani, Ikhlas dan Damai Demi Rakyat

Written By Unknown on Minggu, 03 April 2016 | 14.31.00

ANWAR HAFID  ‘ROAD TO CAMPUS’
Anwar Hafid mengunjungi siswa SMU Al Ashar Palu, Yusuf Wildan Agung Sanjaya, di  kediamannya lorong JL Suprapto Palu Timur. Yusuf menjadi  juara di Olimpiade Matematika Nasional mewakili Sulawesi Tengah. [Foto; Istimewa/Jurnalsulteng.com]


BUPATI Kabupaten Morowali, Drs Anwar Hafid Msi ternyata memiliki konsep sederhana membangun kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Poso. Ia pun memiliki strategi pembangunan yang ‘cerdik’ hingga membuat jalan nasional dibangun di Bungku. Membuat PT Vale harus menyerahkan lahan ke warga. Ia pun pemimpin lokal pertama yang berani mengratiskan biaya pendidikan dan kesehatan, jauh sebelum isu dua pelayanan publik ini boming di Indonesia. Berikut succes story bupati periode kali kedua di Morowali berbagi di kampus FISIP Untad (31/3) Palu pada Kuliah Umum dengan ratusan mahasiswa dan civitasnya. 

Mahasiwa FISIP, kata Bupati yang tidak lama menyelesaikan program doktoralnya di sebuah Universitas di Makassar, dihadapan publik harus memiliki kebanggaan terhadap bidang studinya. Karena hanya pemimpin yang memahami ilmu pemerintahan yang berpulang berhasil. Ia pun membagi resep bahwa sebagai pemimpin harus memiliki tiga prinsip.

Prinsip pertama; kata AH (sering disapa),  di depan civitas akademika FISIP yang dihadiri pula Dekan DR Slamet Riadi Cante Msi dan para dosen serta mahasiswa yaitu prinsip keberanian. Selagi masih mahasiswa, bupati termuda di Sulteng awal dilantik itu, sudah berani merantau dari Bungku ke Makassar.

Ia pun menceritakan, kala maju sebagai calon bupati 2008 lalu, ia satu-satunya calon bupati yang ‘modal kapitalnya’ pas-pasan. Ia pun berani mengampanyekan Pendidikan, dan kesehatan Gratis. Tahun itu, Morowali masih memiliki jalan aspal tak cukup 10 KM, SDM minim dan listrik menyala hanya enam jam. Apa lacur? Semua calon yang berkompetisi dengannya mengatakan, dirinya kampanye tidak masuk akal. ‘’Pemimpin harus berani. Salah satunya berani mengambil keputusan untuk rakyat banyak,’’ tandas Anwar Hafid.

Mengapa harus pendidikan gratis? Itulah yang disebutnya prinsip kedua; yaitu Ketulusan/keikhlasan. Karena kala itu anak usia sekolah banyak yang putus sekolah. Ketika terpilih, ia merealisasikan janjinya dengan tulus dan ikhlas. Lima tahun pertama semua jenjang sekolah gratis. Tahun 2012 memberikan beasiswa pada mahasiswa asal Morowali dengan ‘berani’ memangkas perjalanan dinas pejabat dan kebutuhan ATK yang tidak perlu.

"Tahun 2012 Morowali pertama kali kabupaten yang sudah menerapkan tunjangan kinerja. Mendahului kabupaten lainnya," ujarnya yang mendapat applous mahasiswa. Kini Kabupaten Morowali juga telah meluncurkan Kartu Morowali Sarjana. Semua anak Morowali wajib menyandang gelar sarjana. Sebuah program Unggulannya di periode kedua.

Soal prinsip keberanian, ia pun memiliki cerita menarik. Kala itu, di Bungku jalan nasional belum banyak di aspal. Ia pun memerintahkan dinas terkait hanya mengaspal pinggir jalan. Akibat kebijakannya, kabar ini sampai ke telinga menteri PU. Ia pun dimarah dan dituding tidak paham aturan. "Saya katakan yang di aspal hanya di pinggir karena rakyat membutuhkan. Saya katakan, silahkan di aspal jalan tengahnya. Akhirnya sekarang bisa adik adik bisa lihat di Bungku ada jalan dua jalur yang panjang," urainya disambut tertawa mahasiswa FISIP.

Cerita lain juga soal listrik. Bungku 2008 hanya enam jam menyala sehari. Ia pun bosan mengiba ke PLN. Bahkan saat pertama menjadi bupati Pemkab Morowali mensubsidi PLN Rp 2 miliar/tahun. Toh listrik belum 24 jam. Ia pun putar otak dan ‘memberanikan’ diri meminta pada Ketua Utama Al Khairaat Mukhtamar Al Khairaat di Bungku. Pikirnya, bila mukhtamar di Bungku pasti Presiden atau Wapres akan hadir. Benar, sepekan sebelum kegiatan keagamaan itu dilaksanakan, PLN memanggilnya dan siap menerangi Morowali 24 jam hingga kini.

Sukses stori lainnya, ia sampaikan terkait dengan prinsip ketiga yaitu; perdamian. Ia selalu menghindari konfrontatif dengan siapa pun. Termasuk lawan politiknya. Semua mantan calon bupati yang dikalahkan diajaknya membangun kabupaten kaya akan sumber daya alam tambang dan perkebunan itu. PT Vale, dulu INCO. Ia pun membuka ‘jurusnya’ mengapa sampai memberikan lahan Kontrak Karya (KK) milik asing pada pengusaha dengan menerbitkan IUP. "Adik-adik pasti ingat dulu saya diberitakan memberikan IUP tumpang tindih di areal PT Vale. Ia memang saya sengaja. Dan saya diperiksa KPK. Saya katakan, sesuai aturan KK yang tidak diolah puluhan tahun bisa digunakan. Akhirnya Vale kebakaran jenggot," ungkapnya.

Dengan jalan damai, semua bisa diselesaikan. Anwar siap mencabut IUP dan Vale harus melepas 20 ribu hektare ke masyarakat. "Saya cabut semua IUP dan tidak ada yang komplen pengusaha. KPK juga setuju karena saya cabut. Dan dengan cara itu Vale pun mengalah," terang nahkoda Partai Demokrat Sulteng kali kedua itu tersenyum. Berani, Tulus dan Damai, itu prinsip saya.
Anwar Hafid

Cerita lain, soal kesehatan gratis. Ia pernah ditegur pemerintah pusat karena belum mengintegrasikan Jamkesda ke BPJS. "Saya tanya apakah ada jaminan rakyat saya dapat dilayani secara cuma-cuma kalau sakit bila di-BPJS-kan. Karena sejak 2008 sudah gratis kesehatan. Akhirnya sekarang masyarakat Morowali sakit di kota manapun tetap dilayani dan gratis. Sekarang periode kedua saya sudah diterapkan orang sakit dijemput oleh petugas Pemkab di rumahnya," ujarnya bangga.
Dengan Visi Morowali Sie (lumbung) jilid 2, dia bercita-cita Morowali akan menjadi lumbung padi, lumbung sarjana, lumbung perikanan dan kelautan. "Tahun lalu lumbung rumput laut di Sulteng. Sayang Pemprov tidak memfolow-up,"  katanya. Morowali juga satu-satunya daerah pertama kali di Indonesia yang memiliki smelter di sektor pertambangan yang operasional.

Itu semua tidak berguna, tandas Anwar Hafid bila tidak melakukan revolusi mental terlebih dahulu pejabat dan ASN-nya. "Di Morowali absen ASN di masjid saat solat Dhuhur dan Ashar. Sudah berjalan tiga tahun. Yang Kristen juga demikian ada absen di gereja. Alhamdulilah kinerja ASN naik 70 persen," ujarnya menutup sukses storinya. Morowali kini memiliki kampus Ilmu Pemerintahan Untad Dua dan memiliki 700 mahasiswa. "Kelak akan menjadi laboratorium ilmu pemerintahan dan ditunjuk satu kecamatan untuk dikelola,"  cetus AH lagi. (Baca Juga: Anwar Hafid Canangkan Morowali Sarjana )

SANTUNI SISWA JUARA OLIMPIADE
Di safari to the campus hari itu, Anwar Hafid juga mengunjungi siswa SMU Al Ashar Palu, Yusuf Wildan Agung Sanjaya yang menjadi juara di Olimpiade Matematika Nasional mewakili Sulawesi Tengah. Di kediamannya lorong JL Suprapto Palu Timur, AH diterima orang tua Yusuf yang hidup dalam kontrakkan rumah tua dengan pekerjaan sehari-hari sebagai pemulung.

Anwar berjanji pada Yusuf untuk tidak segan-segan memberikan kabar bila ada kebutuhan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). "Catat nomor handphone saya. Apa kebutuhan Yusuf sampaikan pada Bapak. Kamu harus jadi contoh anak Sulteng yang sukses. Bawa nama daerah dan bangsa serta negara," nasehat AH.

Yusuf bercita-cita meneruskan kuliah di ITB jurusan penerbangan. Padahal, sebagai juara Olimpiade Matematika, Yusuf telah direkomendasi ITB untuk bebas tes dan kuliah di fakultas perminyakan. ‘’Saya ingin seperti Bapak Habibie,’’ ujar anak Abd Majid dan Suryani itu polos.(Tim Media/***)    

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger