>
Headlines News :
Home » , » Warga Desa Penghasil 6000 Ton Jagung Tetap Dukung Longki-Sudarto

Warga Desa Penghasil 6000 Ton Jagung Tetap Dukung Longki-Sudarto

Written By Unknown on Jumat, 27 November 2015 | 17.18.00

Cawagub Nomor Urut 2 Sudarto bersama rombongan foto bersama usai pertemuan dengan warga Desa Bongka Makmur. Tampak dari kejauhan terlihat aliran sungai Bongka dan perumahan warga yang baru saja dikunjungi Sudarto dan rombongan. [Foto;Trisno/JurnalSulteng] 
Tojo Unauna, Jurnalsulteng.com- Calon Wakil Gubernur Nomor Urut 2 H. Sudarto, SH,M.Hum terus "bergerilya" dengan mengunjungi desa-desa terpencil di Sulawesi Tengah. Setelah mengunjungi desa terpencil penghasil kedelai di Dataran Bulan, Sudarto juga mengunjungi Desa Bongka Makmur, Kecamatan Ulu Bongka, Kabupaten Tojo Unauna, Senin (23/11/2015).

Kecamatan Ulu Bongka yang terdiri dari 16 desa di Kabupaten Tojo Unauna merupakan  lumbung jagung di Sulawesi Tengah, yang mencapai 6000 ton setiap musim panen.

Jalan menuju Kecamatan Ulu Bongka tak kalah terjalnya dengan jalan menuju Dataran Bulan. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat Sudarto untuk mengunjungi desa-desa yang mayoritas dihuni warga transmigran asal Jawa, Bali dan Lombok. Selain itu, Kecamatan Ulu Bongka juga dihuni warga suku terasing suku Wana.

Sepanjang jalan menuju tempat pertemuan dengan warga di Desa Bongka Makmur, hamparan lahan pegunungan untuk menanam jagung membentang luas.

Kedatangan Sudarto disambut meriah warga, terutama Desa Bongka Makmur yang menjadi tuan rumah pertemuan. Warga yang terdiri dari tokoh-tokoh dari 16 desa tersebut sangat antusias mengikuti pertemuan dengan Cawagub Nomor Urut 2 yang menjadi wakil dari Cagub Longki Djanggola itu.

Dengan dikunjungi Sudarto yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, warga mengaku bangga. Karena sejak mendiami wilayah yang letaknya dikelilingi pegunungan terjal tersebut, belum pernah dikunjungi pejabat setingkat wakil gubernur.

"Meski kunjungan pak Darto bukan dalam kapasitas sebagai wakil gubernur, kami merasa terhormat dengan kedatangan beliau,": ujar warga pada Jurnalsulteng.com

Warga transmigasi tahun 1985 ini mengaku tetap mendukung pasangan Longki-Sudarto di Pilkada Gubernur 2015.

"Sudah pasti kami tetap mendukung Longki-Sudarto untuk meneruskan program pembangunan yang sudah berjalan. Kalau kita pilih yang baru, pasti programnya berubah lagi, sehingga kami makin jauh dari dampak pembangunan di Sulawesi Tengah," ujar Wayan Astawa, warga trans asal Kabupaten Buleleng, Bali.

Sementara itu Sudarto dalam dialog dengan warga mengaku sangat bangga dengan keuletan warga transmigran yang mendiami kawasan di sekitar Ulu Bongka.

"Ini adalah bukti keberhasilan warga transmigrasi di Kabupaten Tojo Unauna, yang bisa jadi lumbung jagung dan sampai dikirim ke luar daerah," ujar Sudarto.

Diketahui, sebagian jagung dari wilayah tersebut bisa mencapai pasaran manca negara. Namun sayangnya, ekspor jagung asal daerah tersebut melalui Provinsi Gorontalo.

Jika pasangan Longki-Sudarto kembali memimpin Sulawesi Tengah periode 2016-2021 warga berharap agar kedepan bisa melakukan intervensi guna menjaga stabilitas harga jagung yang menjadi komoditas andalan mereka.
Ratusan tokoh masyarakat Kecamatan Ulu Bongka serius mengikuti dialog dengan Cawagub Sudarto di Desa Bongka Makmur, Kecamatan Ulu Bongka, Kabupaten Tojo Unauna. [Foto; Trisno; Jurnal/Sulteng]

"Selama ini kami sering dipermainkan para tengkulak. Jika panen raya, harga jagung langsung anjlok. Untuk itu kami meminta pemerintah bisa menstabilkan harga," ujar warga.

Menanggapi hal tersebut, Sudarto mengingatkan warga untuk menghindari penjualan sistem ijon, sehingga para tengkulak tidak bisa mempermainkan harga saat musim panen.

"Untuk menghindari permainan tengkulak, jangan terima tawaran pinjaman dengan sistem bayar setelah panen," pesan Sudarto.

Sudarto juga berjanji untuk menghubungi instansi terkait untuk menjaga stabilitas harga jagung di wilayah tersebut.

Seperti dalam setiap kunjungan di desa transmigran lainnya di Sulteng, Sudarto banyak memberikan wejangan pada warga, agar selalu menjaga kerukunan baik dengan sesama warga transmigrasi maupun dengan warga lokal.

"Sebagai warga transmigrasi, mari kita selalu menjunjung prinsip 'Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung'. Artinya sebagai warga trans yang sudah menjadi warga Sulawesi Tengah kita harus ikut berperan dalam pembangunan," ujar Sudarto.[***]

Penulis/Editor; Sutrisno

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger