>
Headlines News :
Home » , » Warga Sangsikan Laporan Realisasi Proyek Abrasi BWSS III

Warga Sangsikan Laporan Realisasi Proyek Abrasi BWSS III

Written By Unknown on Sabtu, 24 Oktober 2015 | 18.35.00

Salah satu proyek yang ditangani BWSS III. [Ilustrasi/Dok. JurnalSulteng] 
Palu, Jurnalsulteng.com- Warga di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menyangsikan dan menyayangkan keterangan pejabat di Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III yang menyebutkan realisasi pekerjaan pembangunan pengamanan pantai di Desa Rerang sudah 50 persen.
(Baca Juga: Proyek Pengaman Pantai Rerang Dikerjakan Serampangan )

"Itu keterangan tidak betul. Itu pembohongan publik. Sampai tanggal 21 Oktober 2015, realisasi pekerjaan di Desa Rerang baru 175 meter dari volume proyek 1.000 meter," kata Mohammad Yasin, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Rerang, Kabupaten Donggala saat dihubungi dari Palu, Jumat (23/10/2015).

Yasin mengatakan masyarakat mengetahui cukup banyak soal pekerjaan tersebut karena sebelum proyek yang dibiayai APBN 2015 senilai Rp19 miliar itu dikerjakan, telah disosialisasikan ke masyarakat di Desa Rerang, Kecamatan Damsol, Kabupaten Donggala.

"Waktu itu hadir sekitar 150 orang warga membicarakan masalah proyek ini. Makanya kami tahu banyak soal pekerjaan di desa kami," kata Yasin.

Dia mengatakan masyarakat terus memantau pekerjaan tersebut karena masyarakat setempat juga yang akan menerima manfaatnya.

Ia menyangsikan proyek tersebut selesai dikerjakan sesuai batas waktu yakni 30 Desember 2015.

"Karena material yang terpasang baru 175 meter dari 1.000 meter. Itu pun sebagian besar baru hamparan dasarnya saja yang dipasangi batu," katanya dan berharap pihak berkompeten mengawasi ketat proyek ini agar tidak merugikan warga.

Menurut Yasin volume pekerjaan tersebut membutuhkan material batu padat sebanyak 28 ribu kubik untuk menghalau abrasi yang sudah merusak rumah penduduk dan mengancam jalan nasional.

Karena itu berharap pekerjaan dengan anggaran belasan miliar tersebut dikerjakan tepat waktu apalagi masyarakat setempat sudah bertahun-tahun menantikan proyek tersebut karena abrasi pantai di wilayah itu semakin parah.

Bahkan sejumlah kepala keluarga sudah mengosongkan rumahnya karena tergerus air laut.

Masyarakat juga berharap pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai spesifikasi teknis sehingga bertahan lama.

Namun kata Yasin, pihaknya menduga pekerjaan tersebut tidak sesuai ketentuan khususnya material yang digunakan.

Pembangunan pengamanan pantai tersebut merupakan pekerjaan lanjutan yang tahun sebelumnya juga sudah dibangun di daerah yang sama dengan menggunakan batu kali sepanjang 184 meter. Namun kali ini hanya menggunakan batu gunung yang diduga mengandung kapur dan tanah.

"Kami menduga harga batu yang dibeli sangat jauh dari harga yang sewajarnya sehingga kualitasnya diragukan," katanya.

Sebelumnya Pejabat Pembuat Komitmen Pantai dan Sungai pada Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Dwi Cahyo pekerjaan tersebut sudah sesuai ketentuan termasuk material yang dibutuhkan.

"Itu spesifikasinya memang batu gunung, bukan batu kali. Diameter dan beratnya juga sudah memenuhi syarat," katanya.

Dwi juga mengatakan proyek tersebut sudah terealisasi 50 persen dan diperkirakan akan rampung 100 persen sampai 30 Desember 2015.

"Kalau dihitung secara teknis, bisa terealisasi 100 persen sampai dengan 30 Desember 2015," katanya.[***]

Sumber; Antara 
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger