>
Headlines News :
Home » , , » Bhumibol Penguasa Terlama di Bumi, Thailand Berkabung Setahun

Bhumibol Penguasa Terlama di Bumi, Thailand Berkabung Setahun

Written By Unknown on Jumat, 14 Oktober 2016 | 07.41.00

Rakyat Thailand berkabung atas meninggalnya sang raja (REUTERS/Chaiwat Subprasom)

Jurnalsulteng.com - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej meninggal dunia di usia 88 tahun pada Kamis (13/10/2016). Kematiannya sekaligus mengakhiri gelarnya sebagai raja yang paling lama memimpin di dunia.

Bhumibol adalah raja kesembilan dari Dinasti Chakri yang memerintah sejak Juni 1946. Ia merupakan raja dengan masa kepemimpinan terpanjang yakni sekitar 70 tahun.

Pada tahun 2008 hingga 2013, Majalah Forbes menyatakan Bhumibol termasuk dalam bangsawan terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$30 miliar pada 2010.

Pria kelahiran Massachusetts, Amerika Serikat, pada 5 Desember 1927 ini  merupakan anak kedua dari Pangeran Mahidol.

Bhumibol melanjutkan takhta sebagai raja Thailand pada usia 18 tahun setelah saudaranya, Raja Ananda Mahidol meninggal akibat luka tembak di tahun 1946.

Sebelum dinobatkan sebagai raja pada 1950, Bhumibol pergi ke Swiss untuk melanjutkan studinya. Saat itu Thailand berada di bawah kekuasaan militer.

Bhumibol menikah dengan Sirikit Kittiyakara pada tahun 1950. Dihormati sebagai bapak bangsa, banyak masyarakat Thailand yang menyamakan Bhumibol dengan Buddha.

Mengkritik keluarga kerajaan tidak hanya dianggap tabu tapi juga melawan hukum. Kebijakan lese majeste yang diterapkan dengan ketat di negara itu memaksa rakyatnya untuk menghormati Bhumibol dengan mewajibkan gambar dan foto-fotonya pada toko-toko, restoran, dan rumah warga.

Kerajaan Thailand tidak memiliki kekuatan formal dalam pemerintahan dan pembuatan kebijakan. Kontitusi kerajaan tidak dilihat sebagai yang lebih tinggi dari politik. Namun dalam berbagai peristiwa, terutama ketika terjadi pergolakan politik dan keamanan, peran Bhumibol sangat penting.

Kerap turun tangan menengahi konflik masyarakat di negaranya, Bhumibol telah melampaui kewenangan yang ditetapkan konstitusi terhadap dirinya.

Pada Oktober 1973, Bhumibol berhasil menghentikan konflik berdarah antara mahasiswa dan pemerintah militer. Bhumibol saat itu meminta para jenderal untuk turun dari jabatan dan meninggalkan negara itu.

Pada Mei 1992, Bhumibol kembali melerai bentrokan yang terjadi antara tentara dan ratusan ribu warga pro demokrasi. Bentrokan itu menewaskan 52 orang dan ratusan terluka, sedikitnya 3.500 orang ditahan.

Bhumibol merasa dirinya juga tidak akan selamat jika dikudeta. Oleh sebab itu dia membangun hubungan yang dekat dengan militer. Diduga dia mendukung penggulingan Thaksin Shinawatra dalam kudeta militer tahun 2006.

Berkabung Setahun
Masa berkabung atas meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej dimulai pada Jumat (14/10). Menurut pernyataan kerajaan, seluruh gedung pemerintahan diwajbkan untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda dukacita.

Pengibaran bendera Thailand setengah tiang ini akan berlangsung selama 30 hari sejak Jumat (14/10). Selain pengibaran bendera setengah tiang, tanda dukacita juga diwujudkan dalam busana.

Pegawai negeri sipil di Thailand juga diwajibkan untuk menggunakan pakaian hitam sebagai lambang duka bagi Raja Bhumibol Adulyadej. Pihak istana mengungkapkan bahwa mereka harus mengenakan pakaian hitam selama satu tahun.

“Saya meminta kepada semua warga Thailand untuk mendengarkan sumber berita yang bisa dipercaya dan mengundang semua warga Thailand berpakaian yang pantas  untuk berkabung dan meratapi kepergiannya selama satu tahun untuk menunjukkan rasa dukacita,” kata Perdana Menteri  Prayut Chan-o-cha dikutip dari CNN.

Dia juga meminta warga untuk tetap tenang demi stabilitas negara.  Perdana Menteri Prayut juga mengatakan kalau dia akan menempatkan tentara di setiap area di seluruh kerajaan untuk meningkatkan keamanan.

“Jangan biarkan orang mencari keuntungan selama masa krisis,” katanya.

Dalam masa berkabung ini, setiap area di Thailand terlihat ‘muram’, termasuk kawasan wisata populer Khao San Road. Kawasan wisata tersebut dikenal sebagai area backpackers yang memiliki banyak klub malam dan lampu kota yang terang. Restoran dan penjual makanan masih tetap buka hanya saja polisi meminta untuk menutup tokonya di tengah malam. Musik keras untuk berdansa di klub malam pun kini ditutup di malam hari.(***)

Source; CNNIndonesia
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger