>
Headlines News :
Home » , , » Bank BUMN Masih Ingin Tambah Utang dari China

Bank BUMN Masih Ingin Tambah Utang dari China

Written By Unknown on Senin, 29 Agustus 2016 | 22.10.00

Ilustrasi

Jakarta, Jurnalsulteng.com - Tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menerima kucuran pinjaman senilai US$3 miliar dari China Development Bank (CDB) tahun lalu. Meski demikian, ketiga bank tersebut masih berencana kembali menarik utang dari bank sumber yang sama.

Dalam rapat dengar pendapatan dengan Komisi VI DPR RI Ketua Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) Asmawi Syam mengatakan bank-bank BUMN masih berpotensi menarik utang guna memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam jumlah besar salah satunya untuk proyek infrastruktur.

"Kami masih ada rencana pinjam lagi yang pasti kami lihat kebutuhannya seperti apa," ujar Asmawi, Senin (29/8/2016).

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Ahmad Baiquni. Baiquni mengatakan kebutuhan pembiayaan infrastruktur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 ditaksir mencapai Rp5.000 triliun. Untuk itu diperlukan perbankan dengan kondisi likuiditas yang kuat guna memenuhi kebutuhan pembiayaan tersebut.

"Kalau di BNI pinjaman itu juga bisa dipakai untuk bayar surat utang yang jatuh tempo," ujar Baiquni.

Kendati demikian Baiquni mengaku belum bisa menetapkan total kebutuhan dana serta waktu penarikan pinjaman.

Direktur Treasury BNI Panji Irawan mengatakan biasanya kebutuhan pendanaan selalu mengikuti rencana perseroan dalam mengejar pertumbuhan target kredit dan operasional. Penarikan pinjaman biasanya dilakukan jauh-jauh hari sebelum perjanjian kredit antar bank dan nasabah disepakati.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan karakter tenor yang cukup panjang serta bunga yang rendah membuat tawaran pinjaman CDB menjadi sangat menarik. Oleh sebab itu bank berlogo pita emas itu berniat untuk menarik pinjaman kembali dalam waktu mendatang.

"Kalau masalah pinjaman yang kemarin sudah clear dan tidak dipermasalahkan, ya kami mau tambah lagi," ujar Kartika.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan pemerintah tengah menjajaki sumber pinjaman baru selain dari CDB. Gatot menyebut pemerintah tengah mendekati sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris dan negara Skandinavia sebagai sumber alternatif utang baru.

Gatot mengatakan jika mengacu kebutuhan pembiayaan dalam RPJMN, kapasitas perbankan dalam melakukan pembiayaan hanya mampu mencapai Rp450 hingga Rp500 triliun. Untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp500 triliun setiap tahun untuk membantu perbankan dalam menyalurkan pinjaman ke infrastruktur.

"Kami masih perlu, tapi kami melihat dulu apakah proyek-proyek itu sudah firm, kalau misalnya mereka oke ya uangnya sudah tersedia," ujar Gatot.(***)

Source; CNNIndonesia
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger