 |
| Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dadang Sunendar menyampaikan materi pada Kongres Bahasa Daerah Nusantara di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa (2/8/2016). (ROL) |
Bandung, Jurnalsulteng.com - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dadang Sunendar, mengungkap perkawinan antar suku bisa menjadi salah satu faktor ancaman terhadap kepunahanan bahasa daerah.
Misalnya, kata dia, ada orang Sunda menikah dengan orang Bugis. Lalu, orang sunda tersebut ikut ke Makasar dan hidup puluhan tahun maka mungkin penggunaan bahasa Sunda berkurang.
"Itu hasil penelitian kenapa ada bahasa daerah yang menurun penggunanya," kata Dadang Sunendar belum lama ini.
Menurut Dadang, kepunahan bahasa daerah paling besar ditentukan oleh faktor sikap penutur bahasa itu sendiri terhadap bahasa daerahnya/penurunan jumlah penutur bahasa. Faktor kepunahan bahasa daerah juga dikarenakan perang, bencana alam, letak geografis dan sikap bahasa penutur.
Saat ini, kata dia, banyak orang tua yang tidak mengenalkan bahasa ibu-nya kepada anak-anaknya sehingga generasi muda tidak mengenal lagi bahasa daerah dari kedua orang tuanya. Padahal, seharusnya, orang tua bisa mengenalkan bahasa daerah atau bahasa ibu serta bahasa Indonesia kepada anak-anaknya.
"Harus kita sadari bahwa sebuah berkah dari Tuhan bahwa bangsa Indonesia punya khazanah bahasa daerah yang kaya sekali," katanya.
Namun, kata dia, berdasarkan hasil identifikasi Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ada 617 bahasa yang telah diidentifikasi dan sebanyak 319 bahasa daerah dinyatakan berstatus terancam punah serta 15 bahasa dinyatakan punah.(***)
Source; Republika
0 komentar:
Posting Komentar