>
Headlines News :
Home » , » Amburadul, Material Proyek SMA Bolano Diduga Tak Layak Pakai

Amburadul, Material Proyek SMA Bolano Diduga Tak Layak Pakai

Written By Unknown on Sabtu, 19 Maret 2016 | 23.12.00

Pembangunan SMA Bolano Kabupaten Parigi Moutong yang dilaksanakan sejak Oktober 2015 hingga saat ini belum selesai. Diduga material kayu rangka atap juga tak layak pakai. (Foto; Istimewa)

Palu, Jurnalsulteng.com- Proyek pembangunan SMA Bolano, Kabupaten Parigi Moutong yang lamban pengerjaannya hingga menyeberang tahun diduga juga menggunakan material yang tak layak pakai.

(Baca Juga: Proyek SMA Bolano Rp1,8 Miliar Menyeberang Tahun )

Sumber Jurnalsulteng.com menyebutkan, salah satu bahan yang tak layak tersebut yakni kayu rangka atap (kuda-kuda) menggunakan kayu yang masih basah, yang rawan dimakan rayap dan tidak akan bertahan lama.

Digunakannya kayu yang masih dalam kondisi basah tersebut diduga karena diburu waktu mengejar keterlambatan karena proyek sudah berlangsung selama enam bulan sejak Oktober 2015-Maret 2016.

"Kalau menggunakan kayu basah, pasti tidak bisa bertahan lama.  Itu sangat berbahaya dan suatu saat bisa ambruk secara tiba-tiba dan bisa mencelakakan siswa nantinya," terang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, pemasangan lantai juga seperti ular (bengkok-bengkok). Bahkan, di beberapa titik lantai mengalami ambles. "Itu kemungkinan karena timbunannya tidak padat," ujar sumber lagi.

Sementara, untuk material barang langsung proyek senilai Rp1,8 miliar itu hanya dibeli di toko tanpa dilakukan lelang sederhana dalam pemilihan supplier.

"Seperti kita beli bahan untuk membangun rumah sendiri, tanpa seleksi bahan. Kalau tidak percaya silahkan tanya saja di toko yang menyuplai bahan. Nanti saya beri alamat dan nomor kontaknya, karena mereka juga sudah mengaku pada saya," jelas sumber lagi.

Sementara itu, Sodik selaku Ketua Komite yang mengerjakan proyek tersebut tidak sepenuhnya membantah atau mengakui jika kayu untuk rangka atap masih basah.

"Tidak juga basah sekali. Sudah agak kering-kering sedikit," ujar Sodik saat dikonfirmasi Jurnalsulteng.com, Sabtu (19/3/2016) siang.

Sementara terkait amblesnya lantai bangunan, Sodik juga membantahnya. Menurut Sodik, yang ambles itu berada disamping bangunan.

"Yang ambles itu disamping bangunan karena disebelahnya sementara dilakukan penggalian," kata Sodik beralibi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong, Ardi Kadir, S.Pd, MM yang dikonfirmasi melalui layanan WhatsApp tidak memberikan jawaban.

Padahal, pertanyaan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp tersebut sudah terkirim dan sudah dibaca oleh Ardi Kadir, karena sudah bertanda dua centang berwarna biru, yang artinya sudah dibaca pemilik ponsel.

Selain mengalami keterlambatan dan menggunakan bahan tak layak, proyek ini pelaksanaan proyek APBN ini diduga juga melanggar regulasi dan aturan. (***)

Penulis; Sutrisno
Editor; Agus M
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger