>
Headlines News :
Home » , » Pasien Keluhkan Pelayanan Perawat RS Anutapura

Pasien Keluhkan Pelayanan Perawat RS Anutapura

Written By Unknown on Sabtu, 06 Februari 2016 | 14.25.00


Palu, Jurnalsulteng.com- Pelayanan perawatan RS Anautapura Palu kembali dikeluhkan pasiennya. Keluhan kali ini dialami salah seorang pasien yang dirawat di Pavilum Garuda.

Menurut keluarga pasien, tindakan para perawat di Pavilum Garuda yang memasang Tagline Senyum dan Ramah tersebut sangat lamban. Bahkan terkesan ogah-ogahan dalam menangani keperluan perawatan pasien.

Adalah Nurlailah (42) yang mengalami pelayanan  dengan tidak semestinya.
Keluarga pasien menuturkan, pada hari Kamis, (4/2/2016) pagi, pasien Nurlailah (42), masuk IGD RS Anutapura. Sekira Pukul 13.00 WITA, dirawat di ruang Garuda kelas II, dengan terpasang selang infus ditangan kanan sejak di ruang IGD.

Sekira pukul 14.15 WITA, dokter memeriksa pasien dan mendiagnosa pasien kekurangan darah dan perlu dilakukan tranfusi sebanyak empat kantong darah, karena HB-nya hanya mencapai 4,4.

"Berbagai upaya kami lakukan untuk mendapatkan kebutuhan darah tersebut, termasuk mendatangi PMI dengan membawa surat pengantar dari pihak RS Anutapura dan memperoleh satu kantong darah golongan O," terang Yusrin, salah satu keluarga pasien, Sabtu (6/2/2016l.

Yusrin menuturkan, setelah mendapat darah untuk pasien keluarga membawa ke ruang perawatan. Sekira Pukul 20.00 WITA kata Yusrin, pasien ditranfusi darah dan berlangsung lancar hingga habis satu  kantong.

Sementara menunggu darah tambahan yang sedang diusahakan keluarga pasien, perawat memasangkan cairan baru. Pukul 22.15 WITA, keluarga pasien kembali menyerahkan satu kantong darah pada perawat di ruangan Garuda. Sekitar pukul 24.00 wita, dipasangkan kembali satu kantongan.

Hanya berselang 20 menit terjadi reaksi. Pasien alami sakit dada tembus belakang disertai sesak nafas. Perawat pun dipanggil. Infus dihentikan menunggu  perawat membangunkan pembantu dokter yang disebut ko as (calon dokter). Kepada pasien, pembantu dokter menyarankan agar pasien sabar dan menajan rasa sakit, agar proses transfusi tetap dilanjutkan.

Perawat dan calon dokter kembali ke ruangannya. Tak berselang waktu lama atau sekira Pukul 2.30 WITA kembali terjadi reaksi pada pasien. Tubuh pasien gemetaran, terasa demam (menggigil). "Melihat kondisi pasien, kami membangunkan perawat yang bertugas jaga malam itu, yang kebetulan mahasiswa praktek malam. Kemudian perawat melepas kantong darah dan menggantikan cairan infus. Bahkan pada pukul 03.00 WITA, dikeluarkan selang infus, karena pasien alami kesakitan di tangan dimana jarum infus dimasukan," jelas Yusrin.

Namun kata Yusrin lagi, hingga Jumat,  (5/2/2016) siang, selang infus belum terpasang. Sekira Pukul13.45 wita, selang infus kembali atas perintah dokter yang memeriksa pada pukul 10.00 wita, sekaligus perintah dilanjutkan transfusi darah.

Keluarga membawakan dua kantong darah dan langsung dibawa  langsung ke ruang perawatan Garuda kelas II, tepatnya pukul 17.00 wita.

Agar lebih nyaman, oleh  keluarga pasien pindah ruangan VIP B. Perawat VIP B mendatangi pasien dan nyatakan siap menerima  pasien untuk dirawat di VIP B. Dengan harapan darah yang sudah siap ditransfusi sebelum dipindahkan. Tapi terjadi perubahan mendadak. Pasien langsung di dorong turun menuju ruang VIP B, tepat jam shalat magrib. Kantong darah belum terpasang di selang infus. Pukul 18.30 wita, keluarga pasien diundang perawat/suster VIP B, dan menjelaskan bahwa hasil komunikasi specialis penyakit dalam, menyarankan untuk tidak mentransfusi darah sampai pasien diperiksa kembali pada Sabtu (6/2/2016)

Menurut perawat VIP B, petugas/perawat yang bertugas di Pavilum Garuda tidak menyampaikan kejadian yang dialami pasien pada malam sebelumnya kepada dokter, ketika ada masalah saat transfusi darah.

"Kami sangat menyayangkan pelayanan dan tidak adanya koordinasi dokter dan petugas/perawat/suster/pembantu dokter yang bertugas atas apa yang dialami pasien. Sebab mencari darah sangat sulit sampai keluarga tidak tidur mencari pendonor. Tapi para perawat terkesan mengabaikan dan merasa tidak bersalah. Bahkan, antar perawat saling menyalahkan sehingga pasien menjadi korban.
Dan hingga siang tadi, Sabtu (6/2), pukul 11. 25 WITA, belum ada dokter yang datang untuk memeriksa kondisi pasien," kata Yusrin mengeluhkan pelayanan RS Anutapura.(Trs)
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger