>
Headlines News :
Home » , » Ekonomi Lesu, Perbankan Revisi Target

Ekonomi Lesu, Perbankan Revisi Target

Written By Unknown on Jumat, 24 Juli 2015 | 21.07.00

Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam gelaran konferensi pers di Gedung OJK, Jakarta, Jumat (24/7/2015). [Foto: CNN Indonesia]


Jakarta, Jurnalsulteng.com- Lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I 2015 memberi dampak signifikan bagi perbankan nasional. Akibatnya banyak perbankan yang merevisi pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di tahun ini.

Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, dari 118 bank yang ada, baru 108 bank yang menyerahkan Rencana Bisnis Bank (RBB) kepada OJK dan sudah terlihat mayoritas bank memang menurunkan target penyaluran kreditnya.

Terlihat dalam RBB saat ini perbankan menurunkan target pertumbuhan kredit menjadi 13 hingga 15 persen dengan level moderasi 14 persen, dari target sebelumnya 16 hingga 17 persen. Secara umum ia menghitung ada penurunan pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 2,6 persen.

Muliaman mengatakan perlambatan ekonomi menyebabkan kondisi usaha debitur belum membaik sehingga permintaan pembiayaan rendah.

"Di tengah optimisme yang berkembang terhadap pertumbuhan ekonomi di semester II, kita berharap dengan ini target tersebut bisa dicapai," ujar Muliaman dalam konferensi pers di kantor OJK Pusat, Jakarta, Jumat (24/7/2015).

Ia mengatakan adanya penurunan kredit kendaraan bermotor yang cukup drastis menunjukan adanya perlemahan permintaan kredit.

"Penjualan mobil dan motor sepanjang semester I drop dibandingkan dengan 2014. Ada pelambatan penjualan sebesar 18,2 persen untuk mobil," ujarnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Nelson Tampubolon menjelaskan jika dilihat dari kategori unit usahanya, penurunan target kredit paling tajam terjadi pada kategori Bank Unit Kegiatan Usaha I (BUKU I) dengan modal inti Rp 100 miliar-Rp 1 triliun. Target kredit BUKU I turun menjadi 16 persen atau turun dari tahun lau yang mencapai 23 persen.

Sementara BUKU IV dengan modal inti mulai Rp 30 triliun ke atas menurunkan targetnya sebanyak 1,4 persen dari target tahun lalu.

Melihat kondisi ini OJK pun mengeluarkan sejumlah paket kebijakan guna menciptakan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Penerbitan dan penyesuaian aturan baru, khususnya di bidang perbankan pun dibuat guna memberi ruang bagi perbankan mengembangkan usahanya di tengah sempitnya peluang pertumbuhan kredit. Seperti menodorng penyaluran kredit ke sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).

"Kita coba adalah fokus di UMKM. Kalau dilihat dari permintaan kredit UMKM masih cukup besar. Kita dorong perbankan untuk bergerak kesana. Karena UMKM cukup tangguh menghadapi krisis. Jadi kita harap UMKM bisa bertumbuh signifikan dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi," ujar Nelson.[***]

Sumber; CNNIndonesia
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger