>
Headlines News :
Home » , » Pembubaran Petral Bikin Indonesia Ketergantungan Impor

Pembubaran Petral Bikin Indonesia Ketergantungan Impor

Written By Unknown on Rabu, 27 Mei 2015 | 23.41.00

Jakarta, Jurnalsulteng.com- Mantan Komisaris Utama Pertamina, Sugiharto menilai bangsa Indonesia saat ini mengalami kemunduran dalam hal perminyakan. Minyak yang diproduksi dan dipergunakan hanya 40 persen, artinya Indonesia akan tergantung pada impor.

Dia tegaskan, dalam hal produksi minyak, Indonesia juga kalah telak dari negara tetangga, Singapura.

"Di Singapura ada 26 Trading Arm dari seluruh perusahan di Dunia. Ini karena Singapura terbukti memiliki komparatif dan keunggulan tersendiri. Bahkan 13 persen suplai minyak dunia diperdagangankan lewat pasar Singapura," tambah Sugiharto dalam keterangan persnya, Rabu (27/5/2015).

Selain itu, lanjut dia, pembubaran Petral yang dilakukan belum lama ini adalah sebuah langkah mundur. Padahal, petral saat didirikan melalui sebuah kajian yang sangat mendalam dan ingin membebaskan pertamina dari resiko legal.

"Seperti kasus Karaha Bodas, harta dan aset pertamina yang ada di luar negeri mau dibekukan. Kalau pertamina bertransaksi langsung kepada trading arm, refinery atau NOC, bisa saja semua aset Pertamina di luar negeri dibekukan," sambungnya.

Disisi lain, Petral sesungguhnya hanya purchasing agen. Selama lima tahun menjabat, dirinya tidak melihat ada usulan dari direksi agar Petral dibubarkan. Apalagi sampai ke presiden RI.

"Saya tidak melihat ada usulan dari direksi agar Petral dibubarkan. sama sekali tidak ada, apalagi sampai ke presiden RI saat itu," tegas Sugiharto.

Dalam sebuah diskusi terbuka di Jakarta belum lama ini, Sudirman Said mengakui adanya upaya kuat dari lingkungan di luar Pertamina yang berupaya menggagalkan upaya pembubaran Petral sejak lama.

Dia bilang, di era pemerintahan Presiden SBY, kerap kali upaya pembenahan mafia migas ini hanya berhenti di meja kerja presiden.

"Itulah sebabnya ketika saya diundang oleh Presiden sehari sebelum ditunjuk sebagai Menteri. Beliau bertanya banyak hal termasuk soal mafia. Saya jawab, pak sebetulnya dahulu banyak kegiatan inisiatif baik dari Pertamina namun selesai di sini. Di mana? Di kantor Presiden, karena Presiden tidak mendukung," terang dia. [***]

Sumber; Rmol
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger