>
Headlines News :
Home » » MEA 2015 Representasi Bangsa-bangsa Imprealis

MEA 2015 Representasi Bangsa-bangsa Imprealis

Written By Unknown on Senin, 30 Maret 2015 | 09.06.00

Oleh: Andrie Wawan Ms. Husen
Ilustrasi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan model penjajahan modern yang dilaksanakan oleh negara-negara yang bernafaskan Kapitalisme dan juga merupakan agenda neoliberalisme untuk mendorong perdagangan bebas berskala kawasan yang didalamnya mempunyai 4 (empat) pilar yang nantinya akan diberlakukaan diseluruh Negara yang tergabung di dalam ASEAN.

Empat pilar itu yakni; 1) pasar tunggal dan basis produksi, 2) membangun kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, 3) membangun kawasan dengan ekonomi yang merata, 4) membangun kawasan dengan integrasi penuh terhadap pereekonomian global. Lantas, apakah benar 4 (empat) pilar diatas dapat menyelematkan pereekonomian Negara Indonesia dan mengurangi Angka kemiskinan?

Selain itu ada beberapa aspek yang terkena dampak dari MEA, yakni menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan orientasi pendidikan yang makin pro pasar, dan pasar tenaga kerja yang dibanjiri tenaga kerja asing.

Pemerintah seakan lupa dengan amanat konstitusi negara ini, yaitu Pasal 27 UUD 1945 yang menegaskan bahwa, “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“.

Bagaimana Pula dengan Konsep TRI SAKTI yang didengungkan kembali oleh pemenrintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Bagaimna Mungkin Kita mau Berdaulat, Berdikari dan Berkepribadian jikalah hari ini pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak pernah mempersiapkan anak bangsa untuk menghadapi MEA 2015.

Bagaimana Pula bangsa ini mau menjadi negara yang maju jikalah amanah preambule UUD 1945 tentang pendidikan masih beraroma berbasis bisnis.

Indonesia merupakan bangsa yang besar, bangsa yang kaya akan alamnya, bangsa yang disegani karena para pendiri bangsa ini mampu menjadi macan pada zamannya namun hari ini di tangan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lemah, bangsa yang digenggam oleh pihak asing, bangsa yang dihisap oleh bangsa-bangsa lainnya.

Konsep Tri Sakti hanyalah menjadi alat untuk populeris pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dimana hanyalah mencuri hati rakyat Indonesia namun pengamalan TRI SAKTI tidaklah senafas dengan Program-Program yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Ini merupakan pengkhianatan terhadap rakyat Indonesia yang dimana pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan terus menghisap rakyat dengan gaya blusukannya dan kesederhanaannya.***

(Bersambung/bagian 3 dari 4 tulisan)

(Penulis adalah Dewan Pembina Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Sulawesi tengah dan Mahasiswa Fakultas Hukum Unismuh Palu)
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger