>
Headlines News :
Home » , » Kenapa Perairan Maluku Rawan Gempa

Kenapa Perairan Maluku Rawan Gempa

Written By Unknown on Minggu, 16 November 2014 | 08.09.00

Ilustrasi 
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono mengatakan perairan Maluku Utara rawan gempa. Pada Sabtu, 15 November 2014, terjadi gempa dengan kekuatan 7,3 skala Richter di kawasan tersebut.

"Ke depannya ada potensi terjadi lagi," kata Hery ketika dihubungi Sabtu, 15 November 2014. Menurut Hery, kawasan tersebut masuk dalam zona subduksi ganda pertemuan lempeng Eurasia dan Pasifik.

(Baca Juga: Tsunami di Jailolo 0,09 Meter )

Pertemuan dua lempeng ini, kata dia, menjadikan kawasan tersebut termasuk zona aktif. Bahkan, gempa serupa yang berpotensi tsunami pernah terjadi pada puluhan tahun silam.

Menurut Hery, pemerintah harus aktif melakukan penelitian di kawasan tersebut. Sehingga bisa memetakan periodisasi dan karakteristik gempa. "Sejauh ini baru bagus di peringatan dini," katanya  yang dilansir Tempo.

Pusat gempa Sabtu pagi berada di laut, 132 km sebelah barat Laut Halmahera Barat, Maluku Utara. Kawasan Ternate dan Manado yang paling terdampak.

Istimewa

Peneliti gempa dari ITB Irwan Meilano mengatakan, gempa di Laut Maluku yang terasa kuat getarannya di Sulawesi bagian utara serta Pulau Halmahera, Sabtu, 15 November 2014, berasal dari zona subduksi ganda. Zona itu pertemuan dua lempeng besar, yakni Eurasia dan Pasifik, sehingga tergolong istimewa karena satu-satunya di Indonesia.

Dikatakannya, subduksi ganda tersebut terbentuk akibat tekanan dari lempeng laut Filipina atau lempeng Pasifik di timur pada zona Halmahera. "Laju penunjaman lempeng itu 6,7 sentimeter per tahun," katanya.

(Baca Juga: 95 Persen Listrik di Sulut Padam Akibat Gempa )

Sementara dari sebelah barat, lempeng Eurasia menekan ke arah timur dengan laju 1,7 cm per tahun pada zona Sangihe. "Akibat dari penunjaman ganda tersebut terjadi tekanan dari arah barat dan timur di bagian tengah," katanya.

Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa kejadian gempa dengan kegempaan di antara Sangihe dan Halmahera sangat dominan dan terjadi pada kedalaman yang kurang dari 50 km atau gempa dangkal.

Pada Sabtu, 15 November 2014, terjadi gempa dengan kekuatan 7,3 skala Richter di kawasan tersebut. Pusat gempa Sabtu pagi berada di laut, 132 km sebelah barat Laut Halmahera Barat, Maluku Utara. Kawasan Ternate dan Manado yang paling terdampak. [Tmp]

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger