>
Headlines News :
Home » » Rekomendasi KPK, Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'

Rekomendasi KPK, Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'

Written By Unknown on Senin, 27 Oktober 2014 | 10.58.00

Jokowi
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak konsisten dalam mengangkat orang jadi menteri. Satu sisi dia jadikan rekomendasi KPK dalih dalam menyusun kabinet, tapi tidak semua rekomendasi itu dilaksanakan.

‎"Mestinya kalau mau melaksanakan ya laksanakan semuanya. Jangan ada kesan rekomendasi KPK hanya sekedar digunakan untuk "nabok nyilih tangan" atau menyingkirkan orang lain," kata pengamat politik Ma'mun Murod Albarbasy yang dilansir Aktual.co, Senin (27/10/2014).

‎Kalau benar Jokowi konsisten, semestinya nama-nama yang beredar di media yang konon dapat raport merah seperti Rini Soemarno tidak masuk kabinet. Rini memang kerap bolak-balik KPK terkait kasus korupsi BLBI.

(Baca: Jokowi Abaikan Warning KPK )

‎"Jokowi katanya concern dalam kemaritiman dan kelautan. Tapi, bagaimana kita bisa percaya dengan komitmen Jokowi, kalau menteri kelautan dan kemaritimannya tidak paham, tidak punya visi kelautan dann kemaritiman. Apalagi pendidikannya hanya SMP, seperti yang ada dalam sosok Susi Pudjiastuti. I‎nikah yang disebut Jokowi profesional," tegasnya.

‎Soal menteri pendidikan, baik kebudayaan dan dikdasmen maupun dikti dan ristek Jokowi juga tidak menempatkan menteri secara proporsional. Muhammadiyah sejak berdirinya sampai sekarang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia pun tak dihargai.

‎"Padahal banyak sekolah-sekolah unggulan dari SD sampai SMA Muhammadiyah. Tidak sedikit juga siswa siswi dari sekolah Muhammadiyah dikirim mengikuti olimpiade internasional. Jauh sebelum Jokowi "jualan" mobil SMK, SMK Muhammadiyah Magelang lebih dahulu membuat mobil," sambung Ma'mun.

‎Bukan hanya itu, dari tiga perguruan tinggi swasta yang terakreditasi A, dua di antaranya berasal dari Muhammadiyah. Keduanya adalah UMM dan UMY, sementara satunya lagi UII Yogyakarta. Dan ini jadi bukti keseriusan Muhammadiyah mengelola lembaga pendidikan.

‎"Bukan hanya itu, Muhammadiyah juga punya ratusan rumah sakit dan klinik, tapi kadernya tidak dipertimbangkan mengisi pos Menkes. Masa Muhammadiyah kalah oleh Susi yang tidak punya kapabilitas apapun di bidang kelautan serta kemaritiman dan hanya lulusan SMP," kata Ma'mun kecewa.[Akt]
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger