>
Headlines News :
Home » » Cucu Pendiri NU: Janji Jokowi Bertentangan dengan Islam Rahmatan Lil Alamin

Cucu Pendiri NU: Janji Jokowi Bertentangan dengan Islam Rahmatan Lil Alamin

Written By Unknown on Kamis, 03 Juli 2014 | 11.59.00

Joko Widodo

Jakarta, Jurnalsulteng.com- Para santri punya sejarah panjang di negeri ini. Karena itu pelajar yang belajar di pesantren tersebut memiliki saham di Indonesia sebab turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Makanya jangan sampai santri dijadikan boneka dan hanya disuruh gendong capres tertentu. Perjuangan santri itu bukan aksesoris, tapi fundamental," jelas Aizuddin Abdurrahman, cucu pendiri NU, KH Hasyim Asary, yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online, Kamis (3/7/2014).

Karena itu menurutnya, tekad calon presiden Joko Widodo yang akan menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri hanya sebagai janji politik.

Apalagi kalau ditetapkan 1 Muharram sebagai hari santri, bisa bertentangan Islam yang rahmatan lil alamin. Sebab, 1 Muharam milik seluruh umat Islam-tidak hanya milik santri-dan telah ditetapkan sebagai Tahun Baru Islam, bahkan sudah menjadi hari libur nasional.

"Jadi jangan dikecilkan. 1 Muharram itu ada santri, (yang merayakan) dan umat Islam lainnya. Ada NU, Muhammadiyah. Jadi akan lebih besar," tandas Gus Aiz, begitu panggilan akrab Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPSI) Pagar Nusa ini.

Sementara, Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf menilai janji Joko Widodo yang akan menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri bukan sesuatu yang krusial. Sebab, 1 Muharam sudah merupakan hari besar, yakni tahun baru Islam.

"Apa masih kurang besar tanggal itu dihargai sebagai hari libur nasional?" jelas Slamet Effendy Yusuf kemarin.

Menurutnya, keinginan menjadikan tahun baru Islam sebagai Hari Santri justru berpotensi menyempitkan. Padahal, lanjut dia, di kultur NU senantiasa diajarkan untuk mendahulukan kepentingan lebih besar ketimbang kepentingan khusus yang eksklusif.

"Jadi, kalau mau meningkatkan harkat santri, jangan hanya simbolis. Bantu santri agar tumbuh dan berkembang melalui visi belajar mengajar yang zamani," tegasnya.

Atau dengan memberikan anggaran kepada pesantren melalui APBN atau APBD. "Termasuk, mengapresiasi para alumni pondok pesantren dengan mendayagunakan mereka dalam banyak lini," tandas mantan Ketua Umum GP Ansor ini. (Rmol)
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger