>
Headlines News :
Home » , » 2019, Produksi Udang Sulteng Ditargetkan 50 Ribu Ton

2019, Produksi Udang Sulteng Ditargetkan 50 Ribu Ton

Written By Unknown on Rabu, 25 Juni 2014 | 16.23.00

Udang Vanamei
Palu, Jurnalsulteng.com- Sulawesi Tengah menargetkan mampu memproduksi 50 ribu ton udang pada 2019 dengan dukungan teknologi budi daya "supra intensif" udang vanamei.

"Hingga tahun lalu, produksi kita masih sekitar 8.000-an ton, namun dengan penerapan yang semakin luas teknologi supra-intensif ini, produksi bisa naik hingga 50 ribu ton pada 2019," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo yang dikutip dari Antara, Rabu (25/6/2014).

Pada kegiatan panen parsial tambak supra intensif yang dibangun Dinas KP Sulteng di Kelurahan Mamboro, Hasanuddin yakin teknologi ini tidak hanya akan memacu produksi udang di Sulteng dan Sulawesi Selatan, tetapi juga secara nasional bila pelaku usaha mendapat insentif dari pemerintah.

Menurut Hasanuddin, pengusaha yang akan mengimpelementasikan teknologi supra-intensif temuannya itu bila mendapatkan insentif berupa pajak dan bunga rendah dari perbankan karena sistem budidaya ini padat modal dan teknologi namun sangat intensif.

Ia memberi contoh, pada lokasi tambak percotohan seluas 1.000 meter persegi yang dibangunnya di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, ia mengeluarkan dana investasi senilai Rp817 juta yang terdiri atas pembelian tanah, konstruksi tambak dan peralatan (mesin-mesin dan listrik) Rp500 juta serta modal kerja berupa benih, pakan, sarana produksi lain dan operasional Rp317 juta.

"Hasil produksinya untuk satu siklus tanam mencapai 15,3 ton dengan nilai jual Rp706 juta. Setiap tahun kita bisa panen tiga kali," ujarnya doktor perikanan Universitas Hasanuddin tersebut.

Menurut Hasanuddin Atjo yang juga pemilik tambak udang di Sulsel ini, pemerintah dan perbankan tidak perlu ragu membiayai pengusaha yang akan berinvestasi pada budidaya udang dengan teknologi supra intensif karena sudah terbukti, teruji dan terukur hasilnya.

"Harus ada perubahan paradigma dari pengambil keputusan baik pemerintah dan lembaga keuangan dengan memandang bisnis ini sebagai usaha yang `high-calculate` dan bukan high-risk," ujarnya.

Menurut dia, kini sudah beberapa daerah di Indonesia yang mulai menerapkan teknologi ini dan sejumlah pengusaha menyatakan tertarik mengembangkannya.

Sementara itu, panen parsial pada areal tambak supra intensif percotohan milik Dinas KP Sulteng itu menghasilkan sekitar 800 kg udang dengan ukuran 90-an ekor/kilogram dan dijual dengan harga rata-rata Rp35.000/kg.

Panen ini dimaksudkan untuk menjarangkan kepadatan udang di dalam kolam sehingga pertumbuhan udang akan lebih cepat sehingga dicapai hasil maksimal setelah empat kali panen parsial.

"Kita menebar sekitar 430.000 ekor benih pada kolam berukuran 20x20 meter ini dan kami targetkan akan menghasilkan udang sebanyak 5.000 kilogram," tutur Basri, seorang pengelola tambak tersebut. (Ant)

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger