>
Headlines News :
Home » » Derby London, Pertaruhan Reputasi Wenger

Derby London, Pertaruhan Reputasi Wenger

Written By Unknown on Sabtu, 22 Maret 2014 | 14.23.00

Arsene Wenger dan Jose Mourinho
London, Jurnalsulteng.com- Pesta rahasia itu digelar di London Colney, tempat latihan para pemain Arsenal, Jumat, (21/3/2014), sebelum mereka terlibat dalam “perang” derby dengan Chelsea pada malam ini dalam Liga Primer Inggris di Stadion Stamford Bridge.

Petinggi Arsenal, Sir Chips Kewick, dan Ketua Asosiasi Manajer Liga Richard Bevan berbaur bersama para pemain dan staf. Perhatian mereka tertuju pada lelaki jangkung berambut perak: Arsene Wenger.

Tak banyak yang tahu detail pesta itu, karena manajemen Arsenal, atas permintaan Wenger, memang merahasiakannya. Tapi semua mafhum bahwa pesta itu digelar untuk merayakan laga ke-1.000 yang akan dijalani Wenger bersama Arsenal saat mereka melawat ke Stamford Bridge, malam ini.

"Saya tidak percaya ternyata saya sudah sangat lama di sini," kata Wenger secara terpisah. "Sepertinya baru kemarin saya memulainya. Waktu terasa begitu cepat karena saya selalu fokus pada pertandingan-pertandingan yang kami hadapi, dan itu tidak ada habisnya."

Pelatih berdarah Prancis ini memang dikenal tak bisa mengalihkan pikirannya dari sepak bola. Bekas kiper Arsenal, David Seaman, tahu persis hal ini. Ia pernah makan siang bersama Wenger dalam perjalanan menuju kandang Aston Villa.

Saat itu Wenger memesan apple pie. Namun, sebelum ia sempat menyantapnya, mendadak televisi menayangkan siaran ulang pertandingan sepak bola. Wenger langsung menggeser duduknya mendekati televisi. Tanpa dia sadari, apple pie-nya ikut bergeser dan jatuh ke lantai!

"Begitu dia kembali, wajahnya langsung terlihat bingung. Dia hanya berkata, 'Ahhh!'," kata Seaman, mengenang. Kiper berambut panjang ini pernah 564 kali membela Arsenal pada musim 1990-2003.

Fokus itu pulalah yang membuat Le Profesor—julukan Wenger—tak ingin pesta perayaan 1.000 laganya dilakukan besar-besaran. Sebab, ia tak ingin mengganggu persiapan tim untuk melawan Chelsea. Ia ingin semua pemain benar-benar fokus pada pertandingan.

Maklum, laga melawan Chelsea dalam kompetisi lanjutan Liga Primer ini punya nilai penting bagi Wenger. Selain akan jadi laga ke-1.000-nya, duel ini sekaligus mempertaruhkan harga dirinya sebagai pelatih.

Sebab, selama ini ia tidak pernah menang setiap kali bertemu dengan tim yang dibesut Jose Mourinho—pelatih Chelsea—itu. Dari 10 pertemuan mereka, rekor terbaik Wenger hanya bermain imbang dalam lima pertandingan. Selebihnya, kalah.

Tak mengherankan jika pelatih berusia 64 tahun ini menargetkan kemenangan di Stamford Bridge. "Saya berharap laga berikutnya akan jadi pertandingan yang akan saya kenang," katanya.

Mempermalukan Chelsea di kandang mereka sendiri tentu akan membuat Jose Mourinho, setelah penghinaannya terhadap Wenger, akan kehilangan muka. Pelatih Chelsea itu pernah menyebut Wenger sebagai “pelatih spesialis kalah”.

Selain itu, Wenger membutuhkan kemenangan agar bisa terus menjaga peluang juara Liga Primer. Saat ini mereka berada di peringkat ketiga klasemen dengan 62 poin, tertinggal hanya 4 poin dari Chelsea, yang anteng di puncak klasemen.

Mereka juga membutuhkan poin agar tetap bisa menempel Liverpool, yang berada di peringkat kedua, dengan poin sama—Liverpool hanya unggul selisih poin. Tiga poin juga mutlak harus mereka raih agar tetap bisa menjaga jarak dari Manchester City, yang terus menyodok di peringkat keempat dengan 60 poin.

Tentu saja, tak mudah menekuk Chelsea di kandang mereka sendiri. The Blues—julukan Chelsea—belum pernah kalah di kandang musim ini. Dari 15 laga di Stamford Bridge, mereka meraih 13 kemenangan dan dua kali imbang. Selain itu, mereka tak pernah kebobolan dalam empat laga kandang terakhir.

Wenger bisa mengandalkan rekor timnya yang telah meraup sembilan kemenangan dalam laga tandang--catatan terbaik di Liga Primer saat ini. Persoalannya, kini mereka akan bermain tanpa Jack Wilshere, Mesut Oezil, Theo Walcott, dan Aaron Ramsey, yang masih tumbang dihantam cedera.

Sedangkan di pihak Chelsea, hanya Ashley Cole yang tak bisa diturunkan. Mourinho sendiri sudah memasang kuda-kuda. Ia siap menjadikan laga ke-1.000 Wenger itu sebagai laga yang tak ingin dikenang Wenger.

Pesta kecil di London Colney memang tak meriah, seperti sambutan Arsenal ketika Wenger pertama kali menginjakkan kaki di Highbury—markas The Gunners sebelum hijrah ke Emirates Stadium—hampir 17 tahun lalu.

Tony Adams, kapten Arsenal ketika itu, bahkan menyebutkan Wenger lebih mirip guru sekolah dibanding pelatih sepak bola. Penampilan Wenger ketika itu memang mirip guru: rambut disisir menyamping, kacamata kotak, dan kening yang selalu berkerut. "Apa yang bisa dilakukan orang Prancis ini?" kata Adams.

Harian Evening Standard, yang terbit di London, bahkan menurunkan artikel dengan judul besar yang cukup menohok: “Arsene Who?”. Ketika itu memang tak banyak yang tahu siapa Wenger, sehingga tak seorang pun menyangka pria jangkung itu kemudian bakal bertahan hingga 1.000 pertandingan.***


sumber:tempo.co

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger