Ilustrasi |
Tolitoli, Jurnalsulteng.com - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola meminta jajarannya untuk fokus mengatasi masalah distribusi dan mata rantai perdagangan komoditas pangan agar harga pangan bisa ditekan.
Ia mengemukakan hal itu setelah menerima laporan Ketua Bappeda Patta Tope pada Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tengah di Tolitoli, Senin (10/10/2016) malam, soal tingginya harga bahan pangan di daerah itu.
Menurut Patta Tope, provinsi berpenduduk hampir 3 juta jiwa ini, memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia namun memiliki angka kemiskinan yang tinggi pula.
Selama semester I 2016, pertumbuhan ekonomi Sulteng 14,38 persen, sedangkan nasional 5,03 persen dan angka pemerataan pendapatan (gini ratio) juga cukup baik yakni 0,37 persen sedang nasional 0,4 persen.
"Namun kenyataannya penduduk miskin daerah ini juga sangat tinggi yakni mencapai 14,45 persen atau sekitar 420.000 jiwa," ujarnya.
Menurut Patta Tope, hal ini disebabkan garis kemiskinan Sulteng cukup tinggi yakni mencapai Rp375.000 sementara Sulsel hanya Rp261.000.
Artinya, bila total belanja masyarakat Sulteng itu di bawah Rp375.000, maka dia akan termasuk penduduk miskin.
"Dengan angka kemiskinan 420.000 jiwa, berarti ada 420.000 jiwa penduduk Sulteng yang belanja hidupnya di bawah Rp375.000/orang/bulan," ujarnya.
Menurut Patta Tope, garis kemiskinan Sulteng cukup tinggi karena harga bahan pokok, khususnya pangan cukup tinggi dibanding daerah lain.
Mengapa harga pangan tinggi, katanya, karena jalur distribusi yang terhambat serta mata rantai perdagangan cukup panjang.
"Kalau di Sulawesi Selatan itu mata rantai perdagangan pangan hanya dua tingkat sudah sampai ke konsumen akhir, tetapi di Sulteng bisa mencapai lima tingkat, sehingga harganya mahal setelah sampai ke konsumen akhir," tuturnya.
Gubernur berharap semua instansi terkait menangani secara serius masalah distribusi dan mata rantai perdagangan bahan pokok, khususnya pangan, agar harganya bisa ditekan.
Rakor Dewan Ketahanan Pangan ini mengambil tema sinergi dan integritas program pangan dan gizi menuju Sulawesi Tengah yang maju mandiri dan berdaya saing.
Rakor yang diikuti para bupati/wali kota se-Sulteng ini digelar untuk memperingati Hari Pangan Sedunia tingkat Provinsi Sulteng 2016 yang dipusatkan di Kota Tolitoli.[***]
Source; Antara
0 komentar:
Posting Komentar