>
Headlines News :
Home » , » Ekonomi Indonesia Masuk Tahap Mengkhawatirkan!

Ekonomi Indonesia Masuk Tahap Mengkhawatirkan!

Written By Unknown on Rabu, 03 Juni 2015 | 23.37.00

Ilustrasi
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Ketua Dewan Pakar Partai Gerindra Burhanuddin Abdullah mengatakan perekonomian Indonesia sudah masuk dalam tahap sangat mengkhawatirkan.

"Perekonomian kita sedang menghadapi kelesuan dan berbagai tantangan yang tidak ringan," kata Burhanuddin Abdullah yang dilansir RMOL, Rabu (3/6/2015).

Kelesuan permintaan luar dan dalam negeri serta langkanya investasi membuat pertumbuhan ekonomi kita pada kuartai 1 2015 hanya 4,7 persen, masih jauh untuk menggapai target yang tercantum dalam APBN-P sebesar 5,7 persen sepanjang tahun ini.

Kelesuan ini, kata Burhanuddin, berakibat pada rendahnya penyerapan tenaga kerja dan bertambahnya pengangguran terbuka. Paling tidak, ada 1,5 juta tambahan angkatan kerja baru yang tidak bisa terserap oleh perekonomian kita pada tahun ini.

"Transaksi berjalan (current account) kita kembali mengalami defisit. Tak hanya itu, neraca perdagangan pun mengalami defisit, sesuatu yang dalam sejarah perjalanan ekonomi kita tak pernah terjadi," kata Burhanuddin, mantan Gubernur Bank Indonesia.

Deficit transaksi berjalan akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami perlambatan, menjadi pemicu kemerosotan nilai rupiah. Bahkan, rupiah sempat melampaui angka Rp13.200 per dolar AS-nya.

Kemerosotan nilai rupiah ini, kata Burhanuddin, berimplikasi luas bagi perekonomian kita, salah satunya beban pembayaran utang menjadi meningkat.

Masalah lainnya, kata Burhanuddin, tekanan inflasi juga mengalami peningkatan. Biaya impor bahan baku industri dan barang modal naik sekitar 30%. Akibatnya, confidence pelaku bisnis berkurang dan tanda-tanda pesimisme semakin jelas.

Selain itu non-performing loan atau kredit macet meningkat, penjualan barang modal dan consumer durables seperti truk, bus, mobil, motor, kulkas, dan tv, dan bahkan barang konsumsi juga merosot.

"Situasi ekonomi dalam negeri yang mencemaskan ini menjadi semakin tidak menentu disebabkan adanya rencana normalisasi kebijakan The Fed yang akan menaikkan suku bunga," demikian Burhanuddin.[***]

Sumber; Rmol

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger