Ilustrasi |
"Padahal begitu terlihat nyata, bahwa kehadiran Sail Tomini hanyalah ajang untuk membesarkan para pejabat daerah dan pusat. Karena agendanya mengolah potensi minyak yang ada di daerah itu," tegas Adi Prianto, aktivis sekaligus Ketua KPW Partai Rakyat Demokratik (PRD) Sulawesi Tengah, Selasa (17/3/2015). (Baca: Kepala Bappeda Diduga Monopoli Pengadaan Baligho )
Menurutnya, anggaran yang diplot senilai Rp1,8 Triliun dari APBN, dan Rp180 miliar APBD sebagai dana sharing yang dititip disetiap SKPD hanyalah merugikan keaungan daerah yang tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat. Kalau Sail Tomini adalah menjadi bagian promosi wisata bahari kata Adi, kenapa tidak dibuat di Togean, Kabupaten Tojo Unauna, yang sudah dikenal secara nasional. "Kenapa harus dipusatkan di Parigi Moutong, bukan di Tojo Unauna," katanya heran.
Dikatakannya, Dana yang digunakan sengaja dibuat dari dana negara, padahal ada dugaan dana tersebut sebenarnya bersumber dari dana yang di-share dari salah satu investor tambang minyak yang dibungkus kepentingan rakyat. (Baca Juga: Sail Tomini Tak Didukung Publik? )
Sementara Sail yang sebelumnya dilaksanakan dibeberapa provinsi dinilai tidak sukses, bahkan masuk kategori gagal. Hal ini makin melegitimasi adanya dugaan bahwa Sail Tomini menjadi ajang kepentingan investor dan yang melibatkan pejabat daerah.
Menurut Adi lagi, ivent Sail Tomini diduga juga menjadi rencana pejabat dengan salah satu perusahaan minyak bumi, yang ingin menggarap potensi minyak bumi yang ada Teluk Tomini, khusunya wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
"Proteksi minyak di Teluk Tomini ini sudah direncanakan sejak 15 tahun silam. Maka melalui ivent Sail Tomini inilah, yang akan menjadi pintu masuk untuk melakukan eksplorasi minyak bumi di Teluk Tomini," pungkas Ady. [Yus]
Editor: Sutrisno
0 komentar:
Posting Komentar