>
Headlines News :
Home » , » Setahun Pasar Sentral Parigi Dimanfaatkan

Setahun Pasar Sentral Parigi Dimanfaatkan

Written By Unknown on Minggu, 07 Juni 2015 | 22.03.00

Pasar Sentral Parigi [Foto: Tim Longki's]



Parigi, Jurnalsulteng.com- Upaya pemerintah Kabupaten Parigi Moutong memindahkan pedagang ke Pasar Sentral Parigi berjalan dengan baik. Para pedagang yang sudab setahun menempati los dan ruko di pasar yang dibangun di masa Longki Djanggola menjadi Bupati merasa lebih nyaman. Pembeli pun puas karena pasar lebih lapang dan bersih.

Ikke, salah seorang pedagang kelontong, meski mengatakan pendapatannya kurang lebih sama, namun ia lebih nyaman di Pasar Sentral.

"Di sini bangunannya kan lebih bagus. Pasarnya lebih moderen. Pedagang dan pembeli sama-sama nyaman," aku Ikke.

Cuma, ia meminta Pengelola Pasar mesti memerhatikan keamanan barang jualan mereka saat malam hari dan juga mencegah masuknya ternak ke dalam pasar.

"Saya juga berterima kasih pada Pemerintah yang sudah membangun pasar ini," ujar Ikke.

Hal senada diungkapkan Hj. Hajrah. Pedagang rempah ini mengaku sangat nyaman berdagang di Pasar Sentral ini.

"Saya cuma minta Pengelola menata pedagang lebih tertib. Jadi penjual sayur, penjual rempah-rempah dan lain-lain diatur lagi supaya ada pemerataan pendapatan," kata dia.

Adapun Lince, salah seorang pembeli mengatakan, "saya lebih nyaman belanja di Pasar Sentral ini. Di sini lebih lapang jadi kita nyaman bila berbelanja. Kalau pasar lama sempit dan semrawut," akunya.

Dibantu Bank Dunia

Untuk diketahui Pasar Sentral Parigi dibangun dengan pinjaman lunak Bank Dunia sebesar Rp21 miliar lebih. Lalu ditambah dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Parigi Moutong 2010 sebesar Rp5 miliar.

Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Parigi Moutong Syaifullah Djafar mengatakan sejak dimulakannya pembangunan Pasar ini pada 2007 hingga 2013 telah menghabiskan anggaran sebesar Rp29,6 miliar.

"Pengerjaan bangunan induk pasar sentral oleh Waskita Karya dan penambahannya fasilitas pendukungnya serta pemeliharaannga oleh kontraktor lokal," jelas Syaifullah.

Terkait issue yang beredar soal dana sebesar Rp55 miliar yang digunakan untuk pembangunan pasar itu adalah keliru dan tidak benar.

"Pengerjaan pembangunan pasar itu diawasi sangat ketat oleh supervisor Bank Dunia jadi tidak mungkin sama sekali Pemerintah atau kontraktor menyalahi aturan atau melakukan penyelewengan. Kalau itu terjadi pasti kita kena pinalti dan bantuan dihentikan," urai dia.

Dari penelusuran media ini, diketahui satu unit bangunan memang tidak terbangun, yakni Pasar Kering A. Ternyata dari dokumen kontrak yang didapatkan media diketahui unit itu tidak dapat dibangun lantaran adanya penyesuaian harga karena imbas resesi ekonomi dunia pada 2005.

"Olehnya Bank Dunia dan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong kemudian melakukan adendum kontrak. Disepakati Pasar Kering A tidak dibangun dan mendahulukan bangunan lain agar pasar segera dioperasikan. Bank Dunia meminta juga pembangunan tempat ibadah dan kantor pengelola," papar Syaifullah.

Dari dokumen yang ada diketahui pula bahwa untuk perampungan seluruh unit bangunan Pasar pemerintah masih membutuhkan dana sebesar Rp15 miliar lagi.

Namun dengan upaya Pemerintah setempat yang kini dipimpin Syamsurizal Pasar Sentral moderen pertama di Parigi Moutong tersebut dapat dimanfaatkan optimal.[TIM Longki's]





Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger