Ilustrasi |
Tentu saja laporkan ini kian menambah daftar panjang rapor merah Tim Ekonomi Kabinet Kerja Jokowi-JK. Padahal awalnya digembar-gemborkan, target penerimaan pajak di luar migas untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp 1.224,6 triliun, atau naik sekitar 39 persen dari realisasi penerimaan tahun 2014.
"Bila kondisi triwulan pertama saja sudah kurang meyakinkan, dapat dipastikan realisasi penerimaan pajak di triwulan-triwulan berikutnya akan sangat jauh di bawah target," kata pengamat ekonomi, Gede Sandra, yang dilansir Rakyat Merdeka Online, Kamis (9/4/2015).
Diketahui, pada tahun 2013, realisasi penerimaan pajak adalah 93 persen. Pada tahun 2014, realisasi penerimaan pajak turun menjadi 91,75 persen. Menurut Gede, bukan tidak mungkin pada tahun 2015 angka realisasi penerimaan pajak bisa kembali mengikuti tren penurunan menjadi hanya di bawah 90 persen.
"Kinerja yang dapat dikategorikan sebagai rapot merah ini jelas dapat mengancam realisasi berbagai proyek ambisius Kabinet Kerja Jokowi-JK, yang sumber pendanaan utamanya masih berasal dari penerimaan pajak. Sumber lain seperti utang juga sulit diharapkan mengingat UU APBN membatasi utang pemerintah hanya maksimal 3 persen PDB, sedangkan realisasi utang pemerintah saat ini sudah mencapai Rp 222,5 triliun atau 1,9 persen PDB," tutup alumnus ITB dan UI ini. [***]
sumber: RMOL
0 komentar:
Posting Komentar