GAPURA Bakal Blokir Perusahaan Asing di Palu

Aktivis GAPURA saat melakukan aksi protes kebijakan Rezim Jokowi-JK beberapa waktu lalu. [Foto: Dok/Jurnalsulteng]

Palu, Jurnalsulteng.com- Pasca Pertemuan Mahasiswa Se-Indonesia di Kota Makassar, Selasa (28/4/2015), Gerakan Aktifis Palu untuk Rakyat (GAPURA) Sulawesi Tengah yang tergabung dalam Aliasi Mahasiswa Perjuangan Rakyat (AMPERA) Indonesia, akan mempersiapkan Aksi Pra Kondisi (1/5/2015) menuju 20 Mei Menggugat Rezim Joko Widodo (Jokowi).

"Dalam momentum May Day kali ini kami akan rangkaikan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei, dimana pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota belum mampu memberikan pendidikan yang layak dan murah bagi anak-anak kaum buruh dan kaum miskin kota," tulis Dewan Pertimbangan GAPURA,  Andrie Wawan Ms. Husen, kepada Jurnalsulteng.com via BBM, Rabu (29/04/2015).

Menurut Andre, program kartu pintar yang diandalkan Jokowi, belum terdistribusikan ke daerah-daerah tertinggal. Wajah pendidikan berbasis bisnispun telah terlegitimasikan dalam bentuk Kemendikbud No.49/2014, tentang sistem Standar Pendidikan Nasional (SPN). Dimana peraturan tersebut, membatasi masa waktu perkuliahan 5 tahun dan memberikan hak otonomisasi kepada kampus terkait managemen kampus termasuk SPP, Beasiswa, SKS, DO, dan lain-lain, tanpa adanya kontrol dari pemerintah.

Di era Neoliberalisme saat ini kata Andre lagi, anak-anak kaum buruh harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas, karena Indonesia merupakan anggota dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dimana persaingan bukan hanya dari sektor ekonomi tetapi persaingan yang harus direncanakan, sehingga akan melahirkan generasi-generasi yang unggul dalam mempimpin semua sektor di negara Asean, dengan cara memberikan pendidikan yang berkwalitas dan terjangkau.

"Untuk itu kami dari GAPURA dan AMPERA, mengajak kepada seluruh mahasiswa se-Indonesia untuk bersatu dalam aksi May Day dan Hardiknas, menuju Aksi 20 Mei untuk menurunkan Rezim Jokowi," serunya.

Aksi GAPURA pada 1 Mei nanti lanjut Andre, massa berencanamemblokir perusahaan-perusahaan milik asing di Kota Palu. Tujuannya, untuk memberi peringatan kepada rezim yang berkuasa saat ini agar tidak tunduk pada neoliberalisme. Demikian Andrie Wawan  [Bob]

Editor: Sutrisno