Hadapi Pasar ASEAN, Jokowi akan Kesulitan karena Kabinet Tak Ideal

Jakarta, Jurnalsulteng.com- Komposisi Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla tak bisa lepas dari unsur akomodasi kepentingan politik partai pendukung. Hal itu terlihat dari adanya nomenklatur kementerian baru yang sangat dipaksakan dan terkesan hanya untuk menampung menteri titipan dari partai.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Nurfahmi Budi Prasetyo yang dilansir Rakyat Merdeka Online, Senin (3/11/2014)

“Jokowi memang mempertahankan aspek profesionalitas dalam memilih para pembantunya. Hanya problemnya orang-orang yang dipilih masih diragukan kapasitas di posisi yang diamanahkannya, terlihat memang dipaksakan,” tegas Fahmi.

Salah satunya kata Fahmi, prinsip the right man on the right place tidak dilakukan Jokowi dalam memilih tim ekonominya. “Beberapa pos kementerian bidang ekonomi diisi oleh orang yang tidak pernah berpengalaman sama sekali di bidang itu,” tutur Fahmi

Padahal, tambah dia, memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), seharusnya Jokowi membentuk kabinet ‘dream team’ khususnya dalam tim ekonomi. Sayang Jokowi lebih banyak memilih nama baru yang tidak pernah berurusan dengan dunia ekonomi dan sangat minim jaringan internasional. Tentu hal ini akan menyulitkan Jokowi hadapi MEA tersebut.

“Yang tak kalah penting adalah ditiadakannya Kementerian Ekonomi Kreatif yang dalam Pemerintahan SBY-Boediono digabung dengan Kementerian Pariwisata. Padahal Jokowi dalam kampanyenya selalu menitikberatkan bangkitnya ekonomi kreatif,” lanjut Fahmi.

Selain kabinet, Fahmi juga mengingatkan agar Jokowi dalam satu tahun pertamanya untuk bijak dalam berkomunikasi dengan parlemen, partai pendukung, relawan dan lawan politiknya.Hal itu penting mengingat dalam politik tak ada kawan atau lawan yang abadi. [Rmol]