>
Headlines News :
Home » » Indonesia Bertekuk Lutut di Kaki Google

Indonesia Bertekuk Lutut di Kaki Google

Written By Unknown on Kamis, 29 Oktober 2015 | 14.51.00


Delagasi Indonesia berkunjung di kantor Google, Kamis (29/10/2015). 
[Foto; Viva/Twitter/@kjri_sf]
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Kerja sama implementasi Project Loon, atau balon pintar Google dianggap sebagai perilaku 'rendah diri' yang dilakukan pelaku usaha Indonesia. Bahkan kunjungan ke Silicon Valley dianggap sebagai bentuk gagalnya usaha Indonesia untuk bernegosiasi dengan perusahaan raksasa.

Dikatakan pengamat telekomunikasi dari Indotelko Forum, Doni Darwin, Indonesia dianggap gagal menaklukkan Google. Bahkan, jika Project Loon ini berjalan, Indonesia atau tepatnya operator, kembali menjadi pihak yang kalah.

"Ditandatanganinya MoU Technical Test Proect Loon oleh tiga operator asal Indonesia bersama Google menunjukkan ambivalensi dan rendah diri pelaku usaha Indonesia terhadap pemain global seperti Google. Padahal, selama ini operator selalu mengeluh tak bisa berbisnis dan dalam posisi yang selalu merugi karena bisnis perusahaan over the top (OTT) seperti Google, Facebook, dan lainnya," ujar Doni yang dilansir Viva.co.id, Kamis (29/10/2015).

Menurut dia, kunjungan ke Silicon Valley ini seharusnya menjadi pintu untuk bernegosiasi. Sayangnya, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para operator dan juga pemerintah.

"Kenapa negosiasi dengan pemain seperti Google ini sifatnya parsial, atau by project? Harusnya bisa diajak berunding, item-item mana saja yang bisa dijadikan revenue sharing," kata dia.

Dia melanjutkan, proses kerja sama ini memposisikan operator sebagai pihak yang kalah. Sama persis dengan kerja sama yang pernah dilakukan dengan Facebook dalam Internet.org.

"Yang menang banyak, ya OTT. Kita gagal memanfaatkan bonus demografis. Indonesia gagal menaklukkan Google dan malah bertekuk lutut. Lebih mengecewakan, Menkominfo tak menjadi fasilitator agar perundingan lebih komprehensif. Jika Project Loon dianggap terobosan untuk akses remote area, bagaimana nasib Palapa Ring? Amanah di Rancangan Pita Lebar tak ada bicara High Altitude Platform System ala Loon ini," ujarnya.

Dikhawatirkannya, jika Indonesia terus bersikap seperti orang yang kalah seperti ini, ditambah RI berencana untuk ikut Transpacific Partnership (TPP), negara ini akan benar-benar hanya menjadi pengimpor dan pembayar lisensi buatan asing.

"Hal yang menunjukkan Google 'menang banyak' adalah, perusahaan itu akan dapat full profile pengguna internet di Indonesia. Kekuatan mereka kan di Big Data. Terus operator mengeluh, enggak kebagian revenue dari iklan Google. Ini namanya aneh," kata dia.[***]

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger