>
Headlines News :
Home » » Kondisi FDR Pesawat Air Asia QZ 8501 Masih Bagus

Kondisi FDR Pesawat Air Asia QZ 8501 Masih Bagus

Written By Unknown on Senin, 12 Januari 2015 | 22.20.00

Kondisi Flight Data Recorder (FDR) kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang berhasil dievakuasi dari Laut Jawa, Senin, (12/1/2015). Alat perekam data penerbangan yang berhasil dievakuasi oleh penyelam pada pagi tadi ini ditemukan di bawah puing-puing sayap pesawat. [Foto: AFP PHOTO]
Pangkalan Bun, Jurnalsulteng.com- Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi langsung melakukan pemeriksaan awal terhadap Flight Data Recorder (FDR) milik pesawat Air Asia QZ 8501, yang berhasil diangkat oleh tim SAR gabungan.

Bersama Panglima TNI dan jajaran KSAL dan KSAU, Tatang langsung menuju KRI Banda Aceh untuk menerima dan memastikan FDR tersebut. Berdasarkan plat number dan nomor seri yang tertera, akhirnya bisa dipastikan serta dibuktikab bahwa objek FDR ini merupakan milik Pesawat Air Asia 8501.

Tatang kemudian menjelaskan, FDR ini akan langsung dibawa ke Jakarta. Nantinya dari Posko tim SAR gabungan Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, FDR yang ditempatkan dalam kotak yang sudah diisi air akan dibawa ke Lanud Halim Perdanakusuma dengan pesawat Boeing milik TNI AU.

''Dari Halim akan langsung dibawa ke lab di Kantor KNKT dan akan langsung dibersihkan dan dibuka'' katanya di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Senin (12/1/2015).

Tatang melanjutkan, berdasarkan gambaran awal, kondisi black box dalam keadaan baik. Meski belum sempat membuka FDR itu, tapi berdasarkan pengalaman KNKT memastikan kondisi FDR masih cukup baik meski telah terendam air laut selama dua pekan.

''Kami pernah membuka black box yang sudah terendam air laut selama delapan bulan dan itu kondisinya masih bagus,'' ujarnya.

Selain itu, Tatang yakin memory module masih berada dalam FDR. Memory ini merupakan bagian terpenting yang menyimpan data penerbangan.
''Bagian pelindung memory ini berbahab baja dan sangat kuat. Baja itu tahan dengan tekanan mencapai 2000 gforce,'' katanya.

Terkait waktu yang dibutuhkan untuk menganalisa FDR, Tatang mengungkapkan, waktu untuk membuka, mengunduh dan mendapatkan data dari FDR tidak terlalu lama hanya satu sampai dua hari. Namun, berbeda saat harus melakukan pembacaan data dari FDR itu, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Pasalnya, pembacaan data itu harus mengumpulkan investigator dan membaca datanya satu per satu. ''Apalagi nanti harus membandingkan dengan pihak dari Prancis, asal pabrikan pesawat ini,'' ujarnya.[Rol]
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger