Kairo, Jurnalsulteng.com - Polisi Mesir menembakan gas air mata untuk membebaskan seorang petugas yang tersandera dalam kerusuhan di dalam penjara di Kairo. Sedikitnya 36 tahanan Al-Ikhwan Al-Muslimun tewas akibat penembakan gas air mata ini pada Minggu malam waktu setempat.
Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir, Hani Abdel Latif seperti dilasir CNN, Senin (19/8/2013), insiden terjadi ketika sekitar 600 tahanan akan dipindahkan ke penjara Abu Zaabal. Kemudian sejumlah tahanan menyandera seorang petugas yang tengah memeriksa truk tahanan.
“Petugas lain berusaha membebaskan korban. Dalam proses tersebut, petugas melemparkan gas air mata sehingga 36 tahanan tewas karena sesak nafas,” kata Abdel Latif. Adapun petugas yang menjadi sandera dalam kondisi luka serius meski stabil.
Abdel Latif juga tengah memeriksa dugaan adanya sekelompok orang yang hendak membebaskan tahanan seperti dilansir kantor berita pemerintah, EGYNews. Namun Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Al-Ikhwan mengungkapkan bahwa korban tewas mencapai 52 orang.
“Al-Sisi dan Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim Kamel bertanggung jawab atas pembantaian ini.”
Pimpinan militer Mesir menyatakan tidak akan lagi menolelir kekerasan yang telah menewaskan hampir 900 orang dalam bentrokan ini. Dari jumlah tersebut terdapat 70 petugas polisi yang tewas. Baik pejabat maupun militer dilarang untuk memberi keterangan mengenai peristiwa bentrokan yang berawal sejak Rabu ini
Pertumpahan darah di Mesir menyebabkan bekas wakil presiden Muhamad ElBaradei, memutuskan untuk bertolak ke Austria, negara tempat ia tinggal selama menjabat sebagai ketua Badan Atom Internasional. Dia mundur dari jabatan wakil presiden pada Rabu lalu setelah pembantaian berdarah menewaskan hampir 800 pendukung presiden terguling Muhammad Mursi.
“Saya tidak setuju dengan keputusan pemerintah dan tidak dapat bertanggung jawab atas setets pun darah yang tertumpah.”***
sumber:tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar