Barcelona, (jurnalsulteng.com) - Meski sebelumnya sama sekali tak masuk hitungan sebagai penerus Vilanova di Nou Camp, Gerardo "Tata" Martino tiba-tiba jadi calon pelatih terfavorit menggantikan Tito Vilanova di Barcelona.
Situasi itu berbalik 180 derajat setelah Direktur Olahraga Barcelona Andoni Zubizaretta bertemu dengan eks pelatih Athletic Bilbao Marcelo Bielsa. Seperti dilansir AS, Minggu, 21 Juli 2013, pelatih asal Argentina itu terang-terangan merekomendasikan Gerardo "Tata" Martino, 51 tahun, sebagai pelatih kepala Blaugrana.
Bielsa dan Tata ibarat seorang guru dan murid. Tata jadi pemain hebat karena sentuhan Bielsea yang saat itu membawa klub Argentina, Newell Old Boys, juara liga dua kali berturut-turut (1990/91 dan 1991/92). Dua tahun Bielsa menjadikan Tata pemain besar, tapi di atas semua, seperti dilansir Mundo Deportivo, ia telah membentuk seorang pelatih hebat di masa depan.
Tata, yang memulai karir sebagai pelatih sejak 1998 lalu mencapai kesuksesan justru di Paraguay, bukan di negerinya. Ia berhasil membawa beberapa klub di sana meraih gelar juara liga.
Sejak 2007 ia kemudian dipercaya memegang tim nasional Paraguay dan berhasil menembus perempat final Copa Amerika 2007 serta runner-up pada 2011. Di Piala Dunia 2010 lalu, Paraguay racikan Tata hanya berhasil dihadang Spanyol di perempat final.
Tidak hanya mentornya, Marcelo Bielsa, saja yang merekomendasikan Tata. Tak kurang dari mantan pelatih dan Direktur Umum Real Madrid yang punya hubungan baik dengan Barcelona, Jorge Valdano, juga menyodorkan nama Tata.
Laporan dari Argentina mengklaim bahwa Tata Martino sekarang paling favorit mengambil alih Barcelona dari Vilanova yang telah mundur. Direktur Barcelona Raul Sanllehi diyakini akan terbang ke Buenos Aires untuk melanjutkan pembicaraan tatap muka dengan pelatih 51 tahun itu, Senin besok, 22 Juli 2013.
Setahun lalu Tata pulang ke Argentina dan langsung menukangi klub abadinya, Newell Old Boys, yang sedang dalam situasi sulit diancam degradasi. Sama seperti Bielsa--yang cinta sepak bola menyerang dan penguasaan bola--Tata membawa Newell juara liga dan mencapai semifinal Copa Libertadores--Liga Champions Amerika Selatan.
Hanya setehun menukangi Newell, Tata lalu memutuskan langsung istirahat dari sepak bola. Tetapi masa istirahat Tata terancam dipangkas karena "pesawat" dari Buenos Aires hanya terbang sekali seumur hidup ke Barcelona.***
sumber:tempo.co
Situasi itu berbalik 180 derajat setelah Direktur Olahraga Barcelona Andoni Zubizaretta bertemu dengan eks pelatih Athletic Bilbao Marcelo Bielsa. Seperti dilansir AS, Minggu, 21 Juli 2013, pelatih asal Argentina itu terang-terangan merekomendasikan Gerardo "Tata" Martino, 51 tahun, sebagai pelatih kepala Blaugrana.
 |
| Gerardo "Tata" Martino |
Bielsa dan Tata ibarat seorang guru dan murid. Tata jadi pemain hebat karena sentuhan Bielsea yang saat itu membawa klub Argentina, Newell Old Boys, juara liga dua kali berturut-turut (1990/91 dan 1991/92). Dua tahun Bielsa menjadikan Tata pemain besar, tapi di atas semua, seperti dilansir Mundo Deportivo, ia telah membentuk seorang pelatih hebat di masa depan.
Tata, yang memulai karir sebagai pelatih sejak 1998 lalu mencapai kesuksesan justru di Paraguay, bukan di negerinya. Ia berhasil membawa beberapa klub di sana meraih gelar juara liga.
Sejak 2007 ia kemudian dipercaya memegang tim nasional Paraguay dan berhasil menembus perempat final Copa Amerika 2007 serta runner-up pada 2011. Di Piala Dunia 2010 lalu, Paraguay racikan Tata hanya berhasil dihadang Spanyol di perempat final.
Tidak hanya mentornya, Marcelo Bielsa, saja yang merekomendasikan Tata. Tak kurang dari mantan pelatih dan Direktur Umum Real Madrid yang punya hubungan baik dengan Barcelona, Jorge Valdano, juga menyodorkan nama Tata.
Laporan dari Argentina mengklaim bahwa Tata Martino sekarang paling favorit mengambil alih Barcelona dari Vilanova yang telah mundur. Direktur Barcelona Raul Sanllehi diyakini akan terbang ke Buenos Aires untuk melanjutkan pembicaraan tatap muka dengan pelatih 51 tahun itu, Senin besok, 22 Juli 2013.
Setahun lalu Tata pulang ke Argentina dan langsung menukangi klub abadinya, Newell Old Boys, yang sedang dalam situasi sulit diancam degradasi. Sama seperti Bielsa--yang cinta sepak bola menyerang dan penguasaan bola--Tata membawa Newell juara liga dan mencapai semifinal Copa Libertadores--Liga Champions Amerika Selatan.
Hanya setehun menukangi Newell, Tata lalu memutuskan langsung istirahat dari sepak bola. Tetapi masa istirahat Tata terancam dipangkas karena "pesawat" dari Buenos Aires hanya terbang sekali seumur hidup ke Barcelona.***
sumber:tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar