>
Headlines News :
Home » » Kembali Telan Korban, Kemendikbud Enggan Hapus MOS

Kembali Telan Korban, Kemendikbud Enggan Hapus MOS

Written By Unknown on Minggu, 21 Juli 2013 | 22.42.00

Jakarta, (jurnalsulteng.com) -Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim menilai pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) tidak perlu dihapuskan. Alasannya, MOS merupakan salah satu bentuk untuk menambah wawasan siswa baru.

“MOS penting untuk untuk wawasan siswa baru,” ujarnya seperti dilansir Tempo, Minggu, (21/7/2013).

Musliar mencontohkan, siswa SD yang melanjutkan ke SMP, harus mengenal sistem pengajaran yang baru. Selama belajar di SD, mereka diajarkan oleh guru yang sama untuk semua mata pelajaran. Sedangkan di SMP, lanjut dia, setiap pelajaran diajarkan guru yang berbeda.

ilustrasi MOS
Pendapat berbeda dilontarkan aktivis dari Koalisi Pendidikan Jimmy Paat yang meminta penghapusan MOS. Ia menilai MOS tidak ada gunanya sama sekali. Selain menimbulkan korban jiwa, ia menilai, MOS yang dijalankan sejak era dekade sejak 1970-an  tidak berpengaruh pada wawasan siswa baru. “Apa mau tunggu anak pejabat yang jadi korban?” kata dia.

Pemerintah, kata Jimmy, harus tegas menghapuskan pelaksanaan MOS, tanpa ada kegiatan pengganti yang hanya berganti nama. Repotnya, kata dia, sebagian besar masa sekolahnya, guru-guru yang kini mengajar juga mengalami MOS, “Jadi dianggap bagus, padahal enggak,” katanya.

Kegiatan MOS kembali menelan korban setelah siswi baru SMKN 1 Pandak Bantul, Anindya Ayu Puspita, meninggal saat mengikuti kegiatan ini pada Jumat lalu. Remaja 16 tahun itu meninggal setelah mendapat hukuman squat jump dari panitia MOS karena dianggap tak mematuhi aturan seragam. Usai menjalani hukuman, Anindya kelelahan. Tak punya daya lagi, siswi ini jatuh pingsan di tengah barisan peserta MOS.

Panitia MOS dan guru olah raga membawa Anindya ke Puskesman Pandak, Bantul. Namun, dokter puskesmas meminta Anindya dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Bantul saja. Malang, begitu sampai ke RS PKU Muhammadiyah Bantul dan menjalani pemeriksaan beberapa menit, nyawa Anindya tidak tertolong.***

sumber:tempo.co
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger