Ilustrasi |
Seperti diketahui, kemarin, hasil audit tersebut menyimpulkan bahwa lembaga survei CSIS, Cyrus Network, SMRC, Lembaga Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Popoli Center, serta Pol Tracking, telah melakukan pengambilan sampel secara ilmiah. Tujuh lembaga survei ini mencatat kemenangan pasangan Jokowi-JK dalam hitung cepat.
"Kalau mereka mau mengaudit yang fair, harusnya undang kita dong. Kita kan punya beberapa data yang menunjukkan bahwa dua lembaga itu (SMRC dan Indikator Politik) akal-akalan," kata analis statistik, Primawira kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/7/2014)
Primawira pun mengaku siap beradu data secara ilmiah dan berdebat terkait hasil audit Persepi.
Senada dengan pakar matematika dan teknologi informasi, Trans Rustamaji yang menemukan kejanggalan dalam proses hitung cepat yang dilakukan SMRC dan Indikator Politik. Kejanggalan itu tampak dari gambaran kurva stabilitas yang berubah drastis pada pukul 13.00 WIB.
"Saat saya melihat hasil quick count, memang awalnya pasangan Jokowi-JK unggul karena enam TPS masuk, tapi makin lama terus menurun,” ujar Rustamaji.[Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar