>
Headlines News :
Home » , » Oknum Dokter Kandungan Diduga “Horror” Pasiennya

Oknum Dokter Kandungan Diduga “Horror” Pasiennya

Written By Unknown on Minggu, 14 Juni 2015 | 18.08.00

RSB Care She di Jalan MT Haryono Palu Timur. [Foto: Trisno/JurnalSulteng]


Palu, Jurnalsulteng.com- Salah seorang oknum dokter spesialis kandungan di Kota Palu, yakni  dr. Djemi Sp.OG diduga sering meng-horror (Menakut-nakuti.red) pasiennya, terutama ibu hamil. Cara menakut-nakuti yang dilakukannya yakni dengan mengatakan harus dilakukan operasi sesar, padahal bisa bersalin secara normal.

Hal tersebut dilakukan dr. Djemi diduga sebagai modus, agar pasien melakukan operasi sesar di Rumah Sakit Bersalin (RSB) Care She milikinya. Dengan melakukan operasi sesar, diduga pula agar biaya yang dibayarkan menjadi lebih besar dibanding dengan biaya persalinan secara normal.

Adalah Fatlun Paputungan (28) yang nyaris menjadi korban dr. Djemi, karena di-Diagnosa harus dilakukan opersai sesar terhadap bayi yang dikandungnya.

Menurut Kusnadi Paputungan (suami Fatlun) pada hari Senin (1 Juni 2015) Pukul  19.48 WITA, ia membawa istrinya untuk diperiksa di  Apotik Hasanuddin yang menjadi tempat praktik dr Djemi. Kata Kusnadi, istrinya diperiksa dan di USG oleh dr Djemi.

Kusnadi mengatakan, dari hasil USG dr Djemi menyatakan bahwa kandungan istrinya sudah mengalami beberapa hal diantaranya Air ketuban sudah kering, janin/Bayi mulai lengket pada Plesenta, usia Kandungan sudah melewati  bulan dan dikhawatirkan kulit bayi infeksi.
“Itu yang dikatakan dr Djemi setelah membaca foto USG,” terang Kusnadi pada Jurnalsulteng.com Sabtu (13/6/2015).

Masih menurut Kusnadi, setelah itu dr Djemi mengatakan  bahwa istrinya harus segera operasi/sesar dan tidak boleh lebih dari 2-3 hari, dengan alasan bayi bisa infeksi dan berbahaya bagi ibu yang mengandung. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi, dr Djemi memberikan anti biotik pada istri Kusnadi.

Karena dikatakan harus operasi/sesar, Kusnadi menanyakan biaya yang harus dibayarkan jika dilakukan operasi. “Saya langsung ditunjukkan tariff operasi dan perawatan RSB Care She yang terpampang dibalik kaca meja praktik dr Djemi. Saya hanya melihat tariff termurah sekira Rp9 juta untuk kelas terendah (Kelas III). Selebihnya saya sudah tidak perhatikan karena resah campur panik dengan pernyataan dr Djemi. Bahkan karena besoknya hari libur, tariff tersebut harus ditambah 10 persen,” tutur Kusnadi.

Bukti bahwa diagnosa tersebut adalah modus kata Kusnadi, keesokan harinya beberapa kali menerima telepon dan SMS di selulernya agar segera membawa istrinya ke RSB Care She.

Berikut SMS yang diterima Kusnadi dari staf dr Djemi dari RSB Care She:
SMS dari nomor HP 085105752275  (02/06/2015)  Pukul 08:34 WITA
Pagi bunda fatlun.. ini dari careshe. Bunda rencana operasi ya. Datang skrg yah bun soalx besok docter anastesix mw keluar kota

SMS dari nomor HP 085341256649  (02/06/2015) Pukul  08:52 WITA
Ass..mhon m"f Bu Fatlun bisa masuk pagi in Bu, krn bsk Dokter2 Anestesinya.. Ada keluar kota Bu..jd bisa pagi in Ibu masuk rmh skit? Klo bisa kita tunggu Bu pagi ini..

SMS dari nomor HP 082292261212  (02/06/2015) Pukul 21: 36 WITA
Malam ibu ini dari Care She.. maw tanya jam berp ibu masuk RS?? Supya bisa kita hubungi tim dokter yg lain... makasih

Akibat adanya diagnosa dan desakan untuk segera masuk RSB Care She, Kusnadi mengatakan istrinya panik dan terganggu secara psikologis. Karena itu kata Kusnadi lagi, Selasa (2 Juni 2015) pagi, ia membawa istrinya ke RSUD Undata untuk diperiksakan kembali. Betapa terkejutnya Kusnadi setelah mendapatkan penjelasan bahwa kandungan istrinya baik-baik saja, Air ketuban masih utuh, Bayi sehat, tidak ada gejala infeksi/lengket pada plasenta dan Bayi bisa lahir secara normal

“Saat saya sampaikan apa yang dikatakan dr Djemi, dokter dan perawat di Undata hanya geleng-geleng kepala. Bahkan ada yang senyum-senyum entah apa artinya,” kata Kusnadi.

Kusnadi juga mengatakan, sepertinya ini benar-benar modus yang dilakukan dr Djemi untuk menggaet pasien di RSB Care She miliknya. Buktinya kata kusnadi, istrinya bisa melahirkan secara normal pada  hari Rabu (3 Juni 2015) pukul 13.40 WITA. Bayi yang dilahirkan juga dinyatakan sehat dengan panjang 48 Cm dan berat 3200 gram.

Dikatakannya juga, kelahiran secara normal ini sesuai prediksi dr Juniaty Caroline S, Sp.OG, M.Kes sekira 3 minggu sebelumnya saat diperiksa di Apotik Surya. Saat itu diprediksi bayi akan lahir paling lambat tanggal 4 Juni 2015.

“Ini bahaya kalau ada dokter yang mendiagnosa seperti ini. Itu sangat menganggu psikologis ibu hamil dan keluarganya. Masa dokter malah menakut-nakuti paseinnya,” kata Kusnadi seraya menunjukkan bukti kelahiran secara normal.

Sementara itu, dr Djemi yang dikonfirmasi bersama Ekobisnews.com hanya menjawab secara normatif. Dalam jawaban melalui pesan singkat (SMS) dengan nomor 08164300781, dr Djemi  menjelaskan bila air ketuban berkurang, bisa pecah atau lewat hamil. ‘’Tidak ada paksaan hal itu dilakukan semata untuk menyelamatkan bayi,’’ tulisnya.

Ia juga membantah menakut-nakuti pasien yang hamil. ‘’Ibu kan lihat sendiri di USG. Tanya saja dengan pasiennya,’’ tulis dokter kandungan itu. Soal perbedaan persepsi antara dokter spesialis dalam melihat gambar itu dimaklumi. Semua dilakukan untuk keselamatan bayi dan ibunya. ‘’Kalau memiliki BPJS biasanya ibu tidak dihubungi,’’ akunya lagi.[***]

Wartawan/Editor; Sutrisno

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger