Palu, Jurnalsulteng.com - Rapat pleno penghitungan suara hasil Pemilu Legislatif 2014 di KPU Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah berakhir, dan memastikan siapa-siapa saja yang berhak duduk di kursi parlemen lima tahun mendatang.
Dari hasil perhitungan itu, terdapat enam wakil rakyat dari Sulawesi Tengah yang akhirnya lolos ke kursi DPR RI untuk periode 2014-2019, meski saat ini penghitungan di tingkat nasional masih berlangsung di Jakarta.
Dilansir dari antarasulteng, Senin (5/5/2014), dari enam politisi pilihan rakyat itu dua diantaranya wajah baru yakni, Ahmad H Ali dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) denagn perolehan 109.021 suara, sementara partai pengusungnya meraih 171.293 suara, dan Supratman Andi Agtas dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memeroleh 61.500 suara, sedangkan partai yang ditumpanginya memperoleh 182.217 suara.
Sementara Muhidin Mohamad Said dari Partai Golongan Karya (Golkar) yang mampu meraup 131.508 suara, sementara partainya mengumpulkan 274.611 suara.
Politisi lainnya yang berhak ke senayan adalah Verna Gladies Merry Inkiriwang dari Partai Demokrat yang mengoleksi 74.983 suara, sementara partainya meraih sebanyak 174.006 suara.
Sedangkan Rendy Affandy Lamadjido dari PDI Perjuangan meraih 47.709 suara, dan partainya merebut 143.106 suara.
Politisi terakhir yang melenggang ke Senayan adalah Sarifuddin Sudding dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang mengumpulkan 42.666 suara, dan partai memeroleh 123.652 suara.
Sarifuddin pernah merasa was-was karena suaranya "pas-pasan" saat penghitungan sementara. Namun akhirnya dia lega karena setelah berhasil duduk di DPR RI untuk kedua kalinya.
Wakil Sulteng pendatang baru yang terpilih ke Senayan Ahmad H Ali adalah seorang pengusaha yang kemudian tertarik terjun dunia politik. Dia sempat maju di Pilkada Kabupaten Morowali pada 2012 namum kalah bersaing dengan bupati petahana, Anwar Hafid.
Mengingat masih memiliki pendukung yang kuat, Ahmad H Ali tidak melewatkan momentum itu, hingga dia kemudian maju menjadi calon anggota DPR RI. Kondisi itu semakin diuntungkan karena saat ini dia menjadi Ketua Partai Nasional Demokrat Sulawesi Tengah sehingga semakin memuluskan jalan ke Senayan dengan perolehan suara signifikan.
Sementara itu, Supratman Andi Agtas yang saat ini menjadi Sekretaris Partai Gerindra Sulawesi Tengah juga meraih hasil positif di pemilu perdana yang diikutinya.
Supratman juga pernah menjadi calon Wakil Bupati Tolitoli pada 2010, namun dukungannya belum cukup untuk menjadi orang nomor dua di kabupaten itu.
Sementara itu, anggota DPR "incumbent" yang tidak lagi mencalonkan adalah Murad U Nasir. Murad U Nasir yang merupakan petahana di DPR RI dari Partai Golkar memutar haluan menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Murad sebelumnya juga mengaku yakin bisa tembus ke Senayan karena memeroleh suara signifikan saat penghitungan sementara, yakni sekitar 60 ribu. Namun akhirnya dia harus merelakan impiannya untuk duduk di DPD RI kepada empat pemilik suara terbanyak.
Sedangkan "incumbent" Akbar Zulfakar Sipanawa yang saat ini masih duduk di DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kurang beruntung karena suaranya kurang menunjang dirinya untuk menjadi legislator.
Pada lima tahun sebelumnya, Akbar juga dinilai caleg yang beruntung karena seniornya Adhyaksa Daud mengundurkan diri meski mendapatkan suara terbanyak. Kursi legislatif pun akhirnya berpindah ke Akbar Zulfakar Sipanawa secara otomatis karena dia memiliki suara terbanyak kedua di partainya.
Anggota DPD
Selain enam orang yang berhak lolos ke DPR RI, terdapat juga empat wakil Sulawesi Tengah yang akan mewakili provinsi beribukota Palu ini ke DPD RI.
Empat tokoh itu adalah Nurmawati Dewi Bantilan yang meraih dukungan terbanyak dengan 135.845 suara. Kemudian Mamun Amir yang memeroleh dukungan terbanyak kedua dengan raihan 116.081 suara.
Orang ketiga yang berhak lolos ke kursi DPD RI adalah Ahmad Syaifullah Malonda yang meraih 102.977 suara, disusul Delis Julkarson Hehi dengan raihan 101.620 suara.
Dari empat tokoh itu, ada pendatang baru yang duduk di kursi DPD RI periode 2014-2019, yakni Mamun Amir dan Delis Julkarson Hehi.
Ma`mun Amir adalah Bupati Banggai periode 2006-2011 yang masih mendapat dukungan kuat dari masyarakat setempat. Sedangkan Delis Julkarson Hehi adalah mantan Calon Wakil Bupati Morowali 2012-2017 yang juga masih memiliki pendukung di daerahnya.
Sementara itu, petahana Shaleh Muhammad Aljufri gagal untuk duduk kembali duduk di kursi DPD RI. Hal sama juga dialami Silviana Hendriete Pandegirot yang harus rela tidak lagi menempati singgasana di Senayan.
Silviana Hendriete Pandegirot sebelumnya juga beruntung karena menggantikan posisi Sudarto dari kursi DPD RI daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tengah. Pada 2011, Sudarto terpilih menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Tengah mendampingi Longki Djanggola. Oleh sebab itu, posisinya digantikan Silviana.
Atas hasil itu, masyarakat Sulawesi Tengah menaruh harapan besar kepada wakilnya yang akan duduk di Senayan lima tahun ke depan.
Harapan itu sebagian besar berupa desakan kepada pemerintah pusat untuk mempercepat berbagai program pembangunan seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Palu, pengerjaan sejumlah bandara dan infratruktur lainnya, serta berbagai kegiatan lain yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Jangan cuma enak duduk di DPR RI dan menerima gaji, setelah itu lupa dengan rakyat yang telah memilih," kata Arifin, seorang warga Kota Palu.(ant)
Dari hasil perhitungan itu, terdapat enam wakil rakyat dari Sulawesi Tengah yang akhirnya lolos ke kursi DPR RI untuk periode 2014-2019, meski saat ini penghitungan di tingkat nasional masih berlangsung di Jakarta.
Dilansir dari antarasulteng, Senin (5/5/2014), dari enam politisi pilihan rakyat itu dua diantaranya wajah baru yakni, Ahmad H Ali dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) denagn perolehan 109.021 suara, sementara partai pengusungnya meraih 171.293 suara, dan Supratman Andi Agtas dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memeroleh 61.500 suara, sedangkan partai yang ditumpanginya memperoleh 182.217 suara.
Sementara Muhidin Mohamad Said dari Partai Golongan Karya (Golkar) yang mampu meraup 131.508 suara, sementara partainya mengumpulkan 274.611 suara.
Politisi lainnya yang berhak ke senayan adalah Verna Gladies Merry Inkiriwang dari Partai Demokrat yang mengoleksi 74.983 suara, sementara partainya meraih sebanyak 174.006 suara.
Sedangkan Rendy Affandy Lamadjido dari PDI Perjuangan meraih 47.709 suara, dan partainya merebut 143.106 suara.
Politisi terakhir yang melenggang ke Senayan adalah Sarifuddin Sudding dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang mengumpulkan 42.666 suara, dan partai memeroleh 123.652 suara.
Sarifuddin pernah merasa was-was karena suaranya "pas-pasan" saat penghitungan sementara. Namun akhirnya dia lega karena setelah berhasil duduk di DPR RI untuk kedua kalinya.
Wakil Sulteng pendatang baru yang terpilih ke Senayan Ahmad H Ali adalah seorang pengusaha yang kemudian tertarik terjun dunia politik. Dia sempat maju di Pilkada Kabupaten Morowali pada 2012 namum kalah bersaing dengan bupati petahana, Anwar Hafid.
Mengingat masih memiliki pendukung yang kuat, Ahmad H Ali tidak melewatkan momentum itu, hingga dia kemudian maju menjadi calon anggota DPR RI. Kondisi itu semakin diuntungkan karena saat ini dia menjadi Ketua Partai Nasional Demokrat Sulawesi Tengah sehingga semakin memuluskan jalan ke Senayan dengan perolehan suara signifikan.
Sementara itu, Supratman Andi Agtas yang saat ini menjadi Sekretaris Partai Gerindra Sulawesi Tengah juga meraih hasil positif di pemilu perdana yang diikutinya.
Supratman juga pernah menjadi calon Wakil Bupati Tolitoli pada 2010, namun dukungannya belum cukup untuk menjadi orang nomor dua di kabupaten itu.
Sementara itu, anggota DPR "incumbent" yang tidak lagi mencalonkan adalah Murad U Nasir. Murad U Nasir yang merupakan petahana di DPR RI dari Partai Golkar memutar haluan menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Murad sebelumnya juga mengaku yakin bisa tembus ke Senayan karena memeroleh suara signifikan saat penghitungan sementara, yakni sekitar 60 ribu. Namun akhirnya dia harus merelakan impiannya untuk duduk di DPD RI kepada empat pemilik suara terbanyak.
Sedangkan "incumbent" Akbar Zulfakar Sipanawa yang saat ini masih duduk di DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kurang beruntung karena suaranya kurang menunjang dirinya untuk menjadi legislator.
Pada lima tahun sebelumnya, Akbar juga dinilai caleg yang beruntung karena seniornya Adhyaksa Daud mengundurkan diri meski mendapatkan suara terbanyak. Kursi legislatif pun akhirnya berpindah ke Akbar Zulfakar Sipanawa secara otomatis karena dia memiliki suara terbanyak kedua di partainya.
Anggota DPD
Selain enam orang yang berhak lolos ke DPR RI, terdapat juga empat wakil Sulawesi Tengah yang akan mewakili provinsi beribukota Palu ini ke DPD RI.
Empat tokoh itu adalah Nurmawati Dewi Bantilan yang meraih dukungan terbanyak dengan 135.845 suara. Kemudian Mamun Amir yang memeroleh dukungan terbanyak kedua dengan raihan 116.081 suara.
Orang ketiga yang berhak lolos ke kursi DPD RI adalah Ahmad Syaifullah Malonda yang meraih 102.977 suara, disusul Delis Julkarson Hehi dengan raihan 101.620 suara.
Dari empat tokoh itu, ada pendatang baru yang duduk di kursi DPD RI periode 2014-2019, yakni Mamun Amir dan Delis Julkarson Hehi.
Ma`mun Amir adalah Bupati Banggai periode 2006-2011 yang masih mendapat dukungan kuat dari masyarakat setempat. Sedangkan Delis Julkarson Hehi adalah mantan Calon Wakil Bupati Morowali 2012-2017 yang juga masih memiliki pendukung di daerahnya.
Sementara itu, petahana Shaleh Muhammad Aljufri gagal untuk duduk kembali duduk di kursi DPD RI. Hal sama juga dialami Silviana Hendriete Pandegirot yang harus rela tidak lagi menempati singgasana di Senayan.
Silviana Hendriete Pandegirot sebelumnya juga beruntung karena menggantikan posisi Sudarto dari kursi DPD RI daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tengah. Pada 2011, Sudarto terpilih menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Tengah mendampingi Longki Djanggola. Oleh sebab itu, posisinya digantikan Silviana.
Atas hasil itu, masyarakat Sulawesi Tengah menaruh harapan besar kepada wakilnya yang akan duduk di Senayan lima tahun ke depan.
Harapan itu sebagian besar berupa desakan kepada pemerintah pusat untuk mempercepat berbagai program pembangunan seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Palu, pengerjaan sejumlah bandara dan infratruktur lainnya, serta berbagai kegiatan lain yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Jangan cuma enak duduk di DPR RI dan menerima gaji, setelah itu lupa dengan rakyat yang telah memilih," kata Arifin, seorang warga Kota Palu.(ant)
0 komentar:
Posting Komentar