>
Headlines News :
Home » , » Tahun Depan Ekonomi Diprediksi Memburuk

Tahun Depan Ekonomi Diprediksi Memburuk

Written By Unknown on Kamis, 26 Desember 2013 | 11.00.00

Yogyakarta, Jurnalsulteng.com - Sejumlah ekonom dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) memprediksi perekonomian Indonesia tahun depan bakal terus memburuk. Guru Besar Ekonomi UGM, Sri Adiningsih mengatakan, penurunan kinerja perekonomian Indonesia terus terjadi sampai akhir 2013. 


“Selama 2014, perekonomian Indonesia masih akan memburuk, apalagi potensi ketidakstabilan perekonomian besar di tengah tahun politik,” ujar Sri dalam forum “Economic Outlook 2014 FEB UGM”, Selasa (24/12/2013).

Menurut dia, neraca perdagangan terus defisit sedang  pemerintah dan swasta tersandera oleh pembayaran hutang jangka pendek. "Inflasi secara nasional mungkin di posisi 6,5 persen, kurs rupiah juga akan tetap di atas harga Rp 11 ribu per US dolar,” kata Adiningsih.

Dia mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah berlangsung lama walau Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga BI rate menjadi 7,5 persen. Cadangan devisa terus menurun dan saat ini berada pada angka 97 milyar dolar AS. “Bisa bahaya, kalau ada krisis di Amerika lagi,” kata dia.

Adiningsih memperkirakan nilai investasi dan pertumbuhan sektor manufaktur juga terus berpotensi turun. Meski tingkat konsumsi  tumbuh tiap menjelang pemilu, tapi tak banyak membantu. “Kelemahan struktur ekonomi Indonesia karena terlalu mengandalkan konsumsi dan besaran impor lebih tinggi dari ekspor,” kata dia.

Menurut dia  yang paling mungkin dilaksanakan pemerintah ialah mencegah pelambatan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas industri dalam negeri memburuk secara drastis. “Harapannya, kalau pemilu memunculkan figur yang bisa dipercaya pelaku ekonomi, optimisme pasar naik dan situasi membaik lagi,” kata Adiningsih.

Pakar bursa saham UGM, I Wayan Nuka Lantara memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan sulit beranjak dari angka 4000-an. “Selama 2014 sulit berharap harga saham bisa kembali seperti awal tahun ini, yakni menembus angka 5200," kata dia.

Pada 2014 sektor industri seperti properti dan otomotif bakal terus tertekan. Sebab, kurs rupiah yang terus melemah membuat sektor industri berbasis bahan impor kesulitan berkembang. “Apalagi, tingkat bunga terus naik, misalnya ada bank swasta yang berencana jual deposito berbunga 10 persen, tapi menaikkan bunga kredit 23 persen,” kata dia.

Wakil Dekan FEB UGM, Muhammad Edhie Purnawan juga meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan maksimal hanya 5,9 persen. “Indonesia harus segera melepaskan ketergantungan dari dana stimulus asing dengan menghidupkan sektor riil agar tak mudah didera efek krisis global seperti sekarang,” katanya.***


sumber;tempo.co

Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger