Moh. Syukur(foto;Sulteng1) |
Tahun 2013 ini misalnya, Negara mengucurkan sekira Rp125 miliar untuk perbaikan dan pelebaran. Toh, jalan kebun kopi belum dapat pula dinikmati. Menurut Satker pekerjaan jalan kebun kopi, Moh Syukur, kondisi Kebun Kopi tidak dapat diharapkan bila tidak dilakukan perbaikan secara mendasar. Kalau pun bisa, tidak dapat dijamin anggarannya.
Untuk tahun ini saja, pekerjaan lima titik yang dikerjakan lima perusahaan besar seperti; Sapta Unggul, Sujenco, Adas Sejahtera, Langgeng dan Kurnia Graha masing-masing Rp 25 miliar lebih itu saat ini progress pekerjaannya masih menguatirkan. Syukur sendiri mengaku hal itu. ‘’Ya bagaimana nanti, makanya Saya berharap ada kerjasamanya media memberitakan hal itu (pekerjaan di lapangan.Red),’’ akunya pada Jurnalsulteng di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Diakuinya, progress pekerjaan yang masih jauh dari target. salah satunya kata Syukur adalah yang dikerjakan PT Adas Sejahtera. Hingga 15 September lalu progres pekerjaannya masih jauh dibawah target. ‘’Pak Endi (Pimpinan PT Adas sejahtera.red) sudah beberapa kali kami ingatkan agar ditingkatkan pekerjaanya,’’ ungkap Syukur kembali. Karena ia mensinyalir mobilisasi alat yang digunakan Adas di lapangan sangat minim dan tidak prima. ‘’Sering rusak. Makanya ada Grader sempat macet mengangkut material mengakibatkan kemacetan di atas,’’ akunya.
Sedangkan Endi pada Sulteng 1 tidak membantahnya. Ia malah pasrah bila sampai pekerjaan di kebun kopi nantinya ia mendapat saksi atau pemutusan kontrak. Baginya, naiknya harga aspal dan material lainnya akibat lonjakan krisis ekonomi tantangan yang cukup berat. ‘’Tapi mau di apa kontrak sudah jalan, itu risiko pengusaha,’’ aku serius.
Sementara itu, anggota DPR RI Fraksi PDI-P Dapil Sulteng, H Rendy Lamadjido mengakui bahwa saat ini pihak departemen mengusahakan pembangunan jalan alternatif untuk kebun kopi. Untuk ‘bermimpi’ seperti jalan Tol Cipularang, dibutuhkan dana sangat besar dan tidak bisa hanya dana pemerintah. ‘’Harus ada investor jalan layang yang berani investasi seperti Tol Cipularang,’’ akuinya. Tol Cipularang, salah satu tol yang jalannya di sekitar perbukitan dan gunung.
Rendy mengingatkan agar pekerjaan kebun kopi memenuhi standar dokumen proyek, yaitu mutu dan kualitasnya. Tidak ada alasan bagi perusahaan yang telah menyetujui proyek untuk ‘ngeles’ macam-macam. ‘’Ya itu risiko pengusaha. Nggak ada yang nyuruh kerja. Jadi harus kerja saja sesuai kontrak. Kalau tidak selesai ya didenda dan putus kontrak,’’ tandas anggota Komisi V DPR RI itu. ***
wartawan: andono wibisono/Sutrisno
Editor; Sutrisno
berita ini juga dapat dibaca di Tabloid Sulteng1
0 komentar:
Posting Komentar