Analis: Rupiah Bakal Lampaui 10.300/ Dolar

Jakarta, (jurnalsulteng.com) - Ekspektasi meningkatnya inflasi dan pembiaran rupiah oleh Bank Indonesia membuat pergerakan rupiah kian terpuruk. Dalam perdagangan pasar uang kemarin, rupiah semakin melemah 38 poin (0,37 persen) ke level Rp 10.301 per dolar Amerika Serikat. Rupiah semakin bergerak liar setelah Menteri Keuangan mengatakan pelemahan rupiah masih wajar dan mengindikasikan rupiah dibiarkan melemah.

Analis Currency Group Management, Farial Anwar, menganggap tekanan inflasi yang berlebihan semakin mendorong depresiasi rupiah. Terjadinya kombinasi inflasi yang kompleks dari inflasi permintaan, biaya, serta inflasi impor semakin membangun persepsi negatif terhadap rupiah. “Karena inflasi tinggi, investor pun enggan memegang rupiah,” ujarnya, seperti dilansir tempo.co, Jumat (26/7/2013).

Pemerintah mengumumkan prediksi kenaikan laju inflasi pada Juli 2013 akan mencapai angka 8 persen. Alasannya, inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas pangan akan membuat ketimpangan defisit transaksi berjalan semakin besar.

Dari Negeri Abang Sam, rilis data penjualan rumah di negara itu naik 497 ribu unit sehingga mengindikasikan pemulihan ekonomi. Sayangnya, fakta bagus tersebut dikhawatirkan justru akan menimbulkan spekulasi pengurangan stimulus bank sentral AS, The Fed, semakin mendekati kenyataan.

Apalagi kondisi tersebut juga mendorong peningkatan permintaan pesanan produk manufaktur. Prediksi ekonom menyebutkan data manufaktur AS bakal naik ke level 53,2. “Kenaikan permintaan akan mendorong kenaikan transaksi dolar sehingga dapat dipastikan mendorong penguatan tajam dolar," kata Farial.

Aktivitas pembelian dolar dikhawatirkan masih akan meningkat seiring dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat menjelang hari raya. Karena itu, tren pelemahan rupiah pun diperkirakan masih akan terus berlanjut. “Hari ini rupiah diprediksi bergerak pada kisaran 10.280-10.350 per dolar AS,” kata Farial.(js)