Setelah menempuh perjalanan sekira 1,5 jam dari Kota Banggai dengan menggunakan speed, Wagub Sudarto tiba di Desa Mansalean, Kecamatan Labobo yang terdiri dari 8 desa. Setibanya di Desa Labobo, mantan Bupati Luwuk Banggai dua periode itu hanya istirahat sejenak dan kemudian menuju Desa Lipulalongo.
Uniknya, di Pulau Labobo tersebut hanya ada satu kendaraan roda empat. Itupun hanya mobil berupa pickup bak terbuka jenis Mitsubishi Colt L 300. “Hanya ini satu-satunya kendaraan roda empat yang ada di Pulau Labobo,” ujar warga yang ikut mengantar rombongan dalam perjalanan kurang lebih 1,5 jam itu.
Wagub Sudarto mengatakan, kunjungan ke Pulau terpencil tersebut dilakukannya untuk melihat langsung perkembangan pembangunan di pulau tersebut. Pulau Labobo sendiri kala Sudarto jadi Bupati Luwuk Banggai merupakan wilayah pemerintahannya. Maka tak heran jika Sudarto hafal betul dengan kondisi masyarakat kala itu. “Saya sengaja datang ke sini untuk melihat pembangunan di Pulau Labobo. Dulu waktu saya jadi bupati Luwuk Banggai, hampir semua pulau terpencil sudah saya kunjungi termasuk Pulau Labobo, Pulau Sonip. Bahkan Taliabu yang berbatasan dengan Maluku Utara,” ujarnya.
Sudarto juga mengatakan, ia sengaja minta diantar lewat darat untuk sampai Desa Lipulalongo. Hal ini katanya, karena ingin melihat langsung akses jalan yang sudah dibangun pemerintah. “Dulu kalau ke Lipulalongo hanya bisa ditempuh lewat laut, karena jalan darat hanya berupa jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,” jelasnya.
Perkembangan dan perubahan di wilayah tersebut kata Sudarto, kini sudah dirasakan masyarakat. Menurut Sudarto, saat belum dimekarkan hampir semua masyarakat di wilayah itu hidup dibawah garis kemiskinan. Tapi sekarang ia juga merasa ikut senang dengan banyaknya perubahan ekonomi yang sudah dirasakan masyarakat.
“Dulu semua rumah hanya terbuat dari papan dan tidak ada rumah tembok (Permanen-red). Tapi sekarang rumah warga sudah bagus-bagus, sudah banyak yang punya motor. Ini menandakan adanya perubahan ekonomi masyarakat. Ini juga sebagai salah satu dampak positif pemekaran wilayah,” katanya.
Wagub Sudarto menyempatkan diri berbincang dengan ibu-ibu yang ikut bekerja pengaspalan jalan ruas Masaleang-Lipulalongo, Kecamatan Labobo, Kabupaten Banggai Laut. |
“Dibayar berapa per-hari?,” tanya Wagub Sudarto. Secara kompak mereka mengaku dibayar Rp70 ribu per-hari, dengan bekerja dari pukul 8.00-16.30 WITA.
Sementara di Lipulalongo Wagub Sudarto disambut dengan nikmatnya kelapa muda. Warga sangat senang karena sudah lama tidak bertemu dengan Sudarto.
Setelah melakukan pertemuan di Gedung Serba Guna, Wagub Sudarto kembali ke Desa Mansalean untuk selanjutnya kembali ke Kota Banggai menggunakan kendaraan laut Speed, milik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulteng.
Keesokan harinya, (Jumat, 20/11/2015) Sudarto melanjutkan kunjungan ke Pulau Bangkurung, yang masih di Wilayah Kabupaten Balut. Dengan menggunakan speed perjalanan ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Meski terlihat lelah, wagub Sudarto tetap semangat mengunjungi warga Desa Lantibung, Kecamatan Bangkurung.
Pulau Bangkurung merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan laut yang bisa menghasilkan ribuan ton berbagai jenis ikan laut. Di Pulau ini Sudarto juga menerima pengaduan warga tentang beberapa hal. Dalam setiap kunjungan di desa-desa yang ada di pulau terpencil, hampir semua menginginkan segera di mediasi dengan provider telepon seluler, agar segera dibangun tower pemancar signal.
“Disini sudah dibangun tower, tetapi sampai sekarang belum bisa digunakan. Entah apa masalahnya,” ujar warga.
Menanggapi hal tersebut, Wagub Sudarto menyanggupi akan segera melakukan komunikasi dengan pihak provider untukmenanyakan apa masalahnya, sehingga hingga saat ini belum bisa dinikmati warga.
“Nanti akan saya coba bicara dengan pemilik tower. Tetapi kami hanya bisa memfasilitasi dan memediasi. Soal keputusan segera difungsikan atau tidak, itu kewenangan mereka karena sebagai perusahaan swasta,” ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Balut, Sudarto juga sempat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-II Tingkat Kabupaten Banggai Laut, Rabu (18/11/2015) malam. Pembukaan MTQ yang digelar di Desa Matanga, Kecamatan Banggai Selatan itu berlangsung meriah, dengan menghadirkan tarian kolosal dan musik bamboo khas Banggai Laut. MTQ yang diikuti 7 Kecamatan itu berlangsung mulai 18-23 November 2015. [***]
Penulis/Editor; Sutrisno
0 komentar:
Posting Komentar