Jokowi dan Megawati |
Demikian aktivis 98, Andre Rosiade yang dilansir dari Rakyat Merdeka Online, Minggu, (25/1/2015)
"Harusnya di 100 hari kerjanya presiden sudah bicara progres pembangunan infrstuktur, bicara tahap-tahap Indonesia menuju kedaulatan pangan, kesiapan masyarakat ekonomi ASEAN 2015. Ini malah Jokowi sibuk dengan masalah yang dibuatnya sendiri. Inilah konsekuensi kalau presiden dipilih dari hasil pecitraan dan media darling," papar Andre.
Presiden Joko Widodo, menurut Andre, semakin terlihat mengabaikan janji-janji kampanye politiknya. Ia ingat Jokowi pernah berjanji akan meningkatkan jumlah penyidik dan menambah anggaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Membiarkan kriminalisasi yang dilakukan oleh Polri terhadap KPK sama saja tidak mendukung pemberantasan korupsi. Betul kata orang-orang sekarang, rasanya presiden SBY masih lebih baik jika dibandingkan Jokowi dalam hal ini," tegas mantan presiden mahasiswa Trisakti ini
Andre kembali mengingatkan jika di zaman SBY masalah rivalitas antar penegak hukum seperti KPK dan Polri bisa diselesaikan dengan cepat. Tapi sayangnya, yang dipertontonkan oleh Jokowi saat ini, justru tersandera oleh partai koalisi yang mendukungnya.
"Dia tidak bisa lepas dari pengaruh ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Semakin jelas Jokowi adalah presiden boneka," cetus Andre.
Jokowi seharusnya cepat sadar dan mengambil sikap tegas atas peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini. Sebaliknya, yang terlihat jelas adalah koruptor sedang melakukan serangan balik terhadap institusi yang serius ingin memberantas kejahatan luar biasa tersebut.
"Kalau juga tidak tegas dan tak bisa lepas dari cengkeraman Megawati, Jokowi ikut menghancurkan KPK dan pro terhadap koruptor," demikian Andre.[Rmol]
0 komentar:
Posting Komentar