Bambang Soesatyo |
Apalagi, lanjut pria yang akrab disapa Bamsoet ini, bahwa survei itu memaksakan untuk islah, kalau tidak maka partai akan terpuruk.
"Kami tidak mau menuduh survei itu pesanan atau bukan. Tapi saya curiga kok survei itu lebih menekankan pada islah," kata Bamsoet heran, saat dihubungi, Minggu (21/12/2014).
Pihaknya menginginkan agar penyelesaian ini dilakukan di pengadilan. Bukan tanpa alasan, lanjut Bamsoet, karena melalui pengadilan maka akan terbukti siapa sebenarnya yang menyelenggarakan Munas secara benar atau yang ilegal.
Kata Sekretaris Fraksi Golkar DPR ini, dengan dibawa ke pengadilan, maka akan terbuka siapa yang benar dan salah.
"Mana munas yang memenuhi aturan dan mendapat dukungan DPD I dan DPD II se-Indonesia. Mana munas yang seada-adanya," katanya.
Hasil survei LSI menyebutkan kalau elektabilitas Golkar anjlok dan terburuk selama ini. Akibatnya adalah dualisme kepengurusan antara Munas Bali yang mengukuhkan Aburizal Bakrie sebagai ketum, dan Munas tandingan di Ancol Jakarta yang mengukuhkan Agung Laksono sebagai ketum. [inilah]
0 komentar:
Posting Komentar