Ilustrasi |
Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat setempat tetap berharap air bersih untuk minum dan cuci hanya berharap dari air hujan.
"Sejak dibangun sampai sekarang, masyarakat tidak bisa menikmati air bersih. Ada pipa yang jebol bahkan sudah ada yang putus," kata anggota DPRD Sulawesi Tengah Mustar Labolo, Jumat (27/2/2015).
Dia mengemukakan hal itu setelah melakukan kunjungan kerja ke Banggai Kepulauan dalam rangka mengevaluasi proyek APBD 2014 Provinsii Sulawesi Tengah.
"Secara umum proyek terlaksana baik sampai 97 persen, justru diluar dugaan kami proyek air bersih tahun 2013 di Kecamatan Bulagi tidak bisa difungsikan," katanya.
Dia mengatakan selama ini masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Bulagi hanya berharap air hujan untuk minum dan cuci, karena itulah pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan sarana air bersih.
Tetapi sayangnya kata Mustar, pemerintah kabupaten setempat mengeluhkan sarana tersebut karena tidak bisa difungsikan.
"Walaupun ini dana DAK tetapi Gubernur harus memberi perhatian karena ini terkait kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah." Katanya.
Mustar mengatakan dirinya akan merekomendasikan dalam paripurna DPRD agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit khusus terkait proyek tersebut dan jika ditemukan indikasi korupsi yang menyebabkan tidak tuntasnya pekerjaan segera ditindaklanjuti dalam proses hukum.
"Selama dibangun belum ada dinikmati masyarakat, bahkan sekitar 1,5 kilometer pipanya berhamburan," kata Mustar.
Mustar yang terpilih menjadi anggota DPRD dari daerah pemilihan Banggai Kepulauan itu mengatakan dirinya prihatin dengan kondisi infrastruktur di daerah pemilihannya tersebut sebab daerah kepulauan itu masih membutuhkan peningkatan infrastruktur di berbagai sektor.
"Tugas kami dalam pengawasan maka ini harus kami sampaikan supaya bisa menjadi perhatian pemerintah," katanya.[Ant]
0 komentar:
Posting Komentar