Palu, Jurnalsulteng.com- Ketua DPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulawesi Tengah Endi Hermawan mengatakan pengusaha muda di daerah itu sudah harus menggunakan jaringan bisnisnya untuk menarik investor ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu.
"KEK Palu memberi peluang semua investor. Kita punya network (jaringan) bisnis sudah harus digandeng sehingga bagaimana mereka juga bisa berinvestasi di KEK," katanya yang dikutip dari Antara, Kamis (17/7/2014).
Dia mengatakan salah satu peran Hipmi dalam KEK adalah menggandeng investor dari luar jika pengusaha muda dalam daerah belum mampu berinvestasi di KEK Palu.
Endi mengakui bahwa berinvestasi di KEK Palu butuh modal besar apalagi jika melirik investasi smelter (pabrik olahan tambang).
"Untuk smelter itu butuh investasi triliunan. Kita belum mampu menjangkau itu," katanya.
Endi mengatakan mengingat berinvestasi di KEK butuh modal besar, maka pengusaha muda di daerah itu setidaknya berperan dengan menggaet jaringan bisnis mereka dari luar.
"Itu juga peran yang tidak bisa diabaikan oleh pemerintah," katanya.
Dia mengatakan pengusaha muda Sulawesi Tengah setidaknya bisa bekerja sama dalam rangka penguatan modal untuk berinvestasi di KEK dengan milirik industri pengolahan berbasis bahan baku lokal.
Endi mengatakan dari tiga jenis potensi komoditas lokal yang akan dikembangkan di KEK yakni rumput laut, rotan dan kakao, kemungkinan salah satunya bisa dilirik oleh pengusaha muda di daerah ini.
"Dengan cara bekerja sama. Kalau misalnya investasinya butuh Rp50 miliar, kita cari sampai 50 orang. Kita kerjasama," katanya.
Endi mengatakan dalam rangka mengakhiri masa jabatannya pekan depan, Musyawarah Daerah Hipmi Sulawesi Tengah akan diisi dengan penguatan informasi terkait dengan peluang investasi di KEK Palu.
Direncanakan Musda HIMPI tersebut berlangsung di Palu pada 19 Juli 2014 dengan mengusung tema peran wirausaha muda dalam menyukseskan KEK dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 di Sulteng.[Ant]
"KEK Palu memberi peluang semua investor. Kita punya network (jaringan) bisnis sudah harus digandeng sehingga bagaimana mereka juga bisa berinvestasi di KEK," katanya yang dikutip dari Antara, Kamis (17/7/2014).
Dia mengatakan salah satu peran Hipmi dalam KEK adalah menggandeng investor dari luar jika pengusaha muda dalam daerah belum mampu berinvestasi di KEK Palu.
Endi mengakui bahwa berinvestasi di KEK Palu butuh modal besar apalagi jika melirik investasi smelter (pabrik olahan tambang).
"Untuk smelter itu butuh investasi triliunan. Kita belum mampu menjangkau itu," katanya.
Endi mengatakan mengingat berinvestasi di KEK butuh modal besar, maka pengusaha muda di daerah itu setidaknya berperan dengan menggaet jaringan bisnis mereka dari luar.
"Itu juga peran yang tidak bisa diabaikan oleh pemerintah," katanya.
Dia mengatakan pengusaha muda Sulawesi Tengah setidaknya bisa bekerja sama dalam rangka penguatan modal untuk berinvestasi di KEK dengan milirik industri pengolahan berbasis bahan baku lokal.
Endi mengatakan dari tiga jenis potensi komoditas lokal yang akan dikembangkan di KEK yakni rumput laut, rotan dan kakao, kemungkinan salah satunya bisa dilirik oleh pengusaha muda di daerah ini.
"Dengan cara bekerja sama. Kalau misalnya investasinya butuh Rp50 miliar, kita cari sampai 50 orang. Kita kerjasama," katanya.
Endi mengatakan dalam rangka mengakhiri masa jabatannya pekan depan, Musyawarah Daerah Hipmi Sulawesi Tengah akan diisi dengan penguatan informasi terkait dengan peluang investasi di KEK Palu.
Direncanakan Musda HIMPI tersebut berlangsung di Palu pada 19 Juli 2014 dengan mengusung tema peran wirausaha muda dalam menyukseskan KEK dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 di Sulteng.[Ant]
0 komentar:
Posting Komentar