Lembaga survei itu menyalahi kaidah ilmu statistik.
Ilustrasi |
Jakarta, Jurnalsulteng.com- Pakar matematika dan Teknologi Informasi (TI), Tras Rustamaji menduga dua lembaga survei yakni Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) telah memanipulasi data hasil hitung cepat Pilpres 2014.
Kesimpulan itu dia peroleh setelah mengamati adanya kejanggalan dalam peningkatan suara capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat hitung cepat 9 Juli lalu.
Hal ini diungkapkan Tras saat memaparkan hasil temuannya itu di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2014). Tras berpendapat kejanggalan itu dimulai tak lama sebelum kubu Jokowi-JK mengumumkan kemenangan mereka.
"Saat perhitungan awal hitung cepat SMRC-LSI pukul 11.30 WIB sampai dengan 13.05 terlihat wajar dengan posisi perolehan suara Prabowo-Hatta 52,94%, sementara kubu Jokowi-JK: 47,06%. Data yang masuk saat itu sebanyak 13,78%. Namun, tiba-tiba hasil itu berbanding 180 derajat hanya dalam waktu 14 menit saja," ujar Tras.
Posisi Prabowo-Hatta menjadi terbalik dan seolah-olah seperti disulap. Pasangan Jokowi-JK, lanjut Tras, mengalami kenaikan yang pesat sebesar 5,64% menjadi 52,7%.
"Sementara, suara Prabowo-Hatta turun drastis sebesar 5,64% menjadi 47,3%. Padahal data baru yang masuk hanya bertambah 3,87%," kata dia.
Di mata lulusan Universitas Manchester jurusan Optoelectronics itu, hal tersebut secara matematis bisa saja terjadi. Namun, lanjut dia, secara praktik tidak mungkin.
"Karena untuk menghasilkan perubahan drastis tersebut dibutuhkan suara baru per TPS rata-rata minimal 73% untuk kubu Jokowi. Hal tersebut sangat tidak mungkin bila didapatkan jika menggunakan pemasukan data secara random," ujar dia.
Oleh sebab itu, di mata pria yang pernah mewakili Indonesia di ajang Olimpiade Matematika tahun 1989 yang digelar di Jerman itu, apa yang dilakukan dua lembaga survei itu jelas telah menyalahi kaidah dalam ilmu statistik yang merupakan bagian dari ilmu matematika.
"Maka saya simpulkan telah terjadi manipulasi hasil hitung cepat Pilpres 2014 oleh SMRC-LSI," tegas dia.
Dugaan kecurangan lainnya dari kedua lembaga survei itu juga ditemukan oleh tim relawan Djoko Santoso Center 328.
Dalam siaran pers yang diterima VIVAnews pada hari ini, mereka memiliki rekaman data real time kurva suara yang ditampilkan dalam situs http://www.komunigrafik.com/pilpres2014/stabilitas.php.
Di dalam tautan itu, termuat rekaman cuitan dari akun pemilik lembaga survei SMRC, Saiful Mujani, @saifulmujani yang menyebut hasil hitung cepat SMRC, rekaman siaran televisi yang menyajikan perkembangan hasil perolehan suara hitung cepat beberapa lembaga survei dan bukti lainnya.
Tim memaparkan, ada strategi pengalihan dalam menyulap data hitung cepat ketika ditayang di salah satu stasiun televisi.
"Pada pukul 13.05 WIB, stasiun televisi menayangkan iklan dan kemudian dilanjutkan dengan menampilkan artis yang menyanyi. Artis itu menyanyi selama 14 menit. Ketika tayangan hasil hitung cepat kembali pada pukul 13.19 WIB, yang muncul adalah hasil hitung cepat yang telah disulap SMRC-LSI," papar tim Djoko Santoso.
Hasil hitung cepat serupa, lanjut mereka, juga diikuti oleh beberapa lembaga survei lainnya seperti CYRUS/CSIS, Kompas, Indikator dan RRI.[Viva]
0 komentar:
Posting Komentar