Jurnal Palu- Koalisi Wartawan Tolitoli (Kawat), di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, telah melaporkan ancaman berupa teror terhadap wartawan melalui pesan singkat kepada polisi di daerah itu, Selasa (21/5).
"Saya sudah melaporkan kepada Kasat Reskrim Polres Tolitoli untuk segera melacak nomor telepon yang melakukan ancaman," kata Koordinator Kawat Rahmadi Manggona yang dihubungi dari Palu, Selasa.
Dia mengatakan dirinya tidak terlalu merespons teror lewat pesan singkat tersebut karena tidak menutup kemungkinan itu hanya ulah oknum yang ingin memperkeruh suasana di tengah maraknya pemberitaan atas dugaan keterlibatan putera Bupati Tolitoli menerima "fee" proyek APBN 2012 atas renovasi rumah sakit umum Mokopido Tolitoli.
"Tetapi kalau itu terbukti pengancaman kami serahkan kepada aparat berwajib," katanya.
Sejumlah wartawan di Tolitoli mengaku mendapat ancaman teror melalui pesan singkat terkait dengan maraknya pemberitaan dugaan keterlibatan putera Bupati Tolitoli Mohammad Besar Bantilan alias Ezar menerima "fee" proyek melalui seorang perantara.
Pesan singkat tersebut bernada ancaman dari orang yang tidak dikenal. Pengirim pesan singkat tersebut mengancam akan membakar sekretariat Kawat jika masih memberitakan dugaan kasus penerimaan "fee" proyek tersebut.
Adapun isi pesan singkat tersebut adalah : "he.. Tai sapi snua ngoni di kawat. Kalo sampe esar ngoni beritakan lg, awas ngoni kita bakar itu kawat (He.. Tai sapi semua kalian di Kawat. Kalau sampai Esar masih kalian beritakan lagi, awas kalian, kita bakar itu Kawat).
Wartawan Harian Radar Sulteng Yusli Anwar mengatakan masih terdapat pesan singkat lainnya bernada ancaman pembunuhan terhadap wartawan.
Isi pesan singkat tersebut adalah : "awas ngoni kita dapat, kita mo kase cedra, kalo perlu kita bunuh (awas kalian kita dapat kita mau kasih cedera. Kalau perlu kita bunuh)".
Yusli mengatakan wartawan di daerahnya tidak terlalu reaktif menanggapi ancaman tersebut karena mungkin itu ulah orang-orang dekat Ezar yang tidak menerima pemberitaan tersebut.
"Bisa jadi ancaman itu merupakan upaya provokasi agar teman-teman wartawan bereaksi," kata Yusli.***
sumber:antarasulteng.com
0 komentar:
Posting Komentar