>
Headlines News :
Home » , » Diduga PU Donggala Tidak Melakukan Pengawasan, Pembangunan Jembatan Tondo-Jono Oge Asal-asalan

Diduga PU Donggala Tidak Melakukan Pengawasan, Pembangunan Jembatan Tondo-Jono Oge Asal-asalan

Written By Unknown on Selasa, 21 Mei 2013 | 11.27.00



(Ujung Jembatan yang baru dibangun sudah membentuk kubangan yang rawan ambrol karena belum selesainya pondasi di bagian kanan. Selain itu, beberapa bagian lainnya juga hanya dikerjakan asal-asalan. Proyek pembangunan jembatan di Desa Tondo-Jono Oge Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala yang menggunakan APBD tahun 2012, terlihat nyata hanya dikerjakan asal-asalan. Foto:Trisno/jurnalsulteng)

Jurnal Donggala– Proyek pembangunan jembatan di Desa Tondo-Jonooge, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala terkesan asal jadi. Hal itu terlihat dari hasil pekerjaan jembatan menuju kantong produksi tersebut sangat rapuh, bahkan  sangat rawan ambrol saat terjadi banjir.

Dari hasil penelusuran jurnalsulteng di lokasi pembangunan jembatan yang menggunakan anggaran APBD Kabupaten Donggala tahun 2012, sebesar Rp240-an juta tersebut pada 12 Mei 2013 lalu, sangat jelas terlihat dinding landasan juga belum selesai dikerjakan. Selain itu, juga sangat terlihat jelas ada pondasi yang hanya menggunakan sisa pondasi lama (menempel pondasi lama.red).

Lebih fatal lagi, timbunan di ujung jembatan juga sudah ambles dan tergenang air hujan sehingga membentuk kubangan yang rawan ambrol lagi, karena dinding pembatas juga belum selesai dikerjakan.

Warga Sirenja yang juga mengaku sebagai pemasok material proyek, Sarwin mengatakan, pengerjaan jembatan tersebut sudah tidak sesuai perencanaan sejak awal. Dikatakannya, telah terjadi penyimpangan pada saat pengerjaan dengan perencanaanya. Karena itu, sangat wajar jika hasilnya seperti itu.

“Salah satunya, aboodman (Pondasi Tiang Jembatan.red) seharusnya kedalaman tiga meter, tapi hanya dibuat satu meter masuk ke dalam tanah. Karena itu, saat terjadi banjir beberapa waktu lalu sudah terjadi pengikisan dan mengakibatkan lubang cukup besar dan jembatan nyaris ambuk lagi.  Saya siap menjadi saksi, karena saya melihat dengan mata kepala sendiri. Kalau perlu saya panggilkan para pekerja, mereka lebih tahu jelas, karena mereka yang mengerjakannnya,” ujar Sarwin saat di temui di lokasi.

Terlebih lagi, pembangunan jembatan tersebut juga terkesan dipaksakan, karena panjang jembatan terlihat lebih pendek dari yang dibutuhkan. “Harusnya panjang jembatan sekira 10 meter, tapi ini hanya dibuat kurang dari tujuh meter,” imbuh Sarwin.
Untuk meyakinkan jurnalsulteng, bahwa pengerjaan jembatan ini benar-benar dikerjakan asal jadi Sarwin mencungkil dengan tangan salah satu bagian pekerjaan dan langsung bisa terbongkar. “Kalau pengerjaannya sesuai yang diharuskan, betonnya pasti tidak akan serapuh ini. Makanya saya yakin jembatan ini tidak akan bertahan lama, dan kami sangat berharap pihak kepolisian atau kejaksaan harus segera mengusut skandal pembangunan jembatan ini,” tutur Sarwin sembari menambahkan, masyarakat Tondo dan sekitarnya sudah merencanakan melakukan protes (unjuk rasa) ke Dinas PU Donggala terkait amburadulnya jembatan ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Donggala, Ir Akris Fatta Yunus yang akan dikonfirmasi, tidak memberikan jawaban. Fokus Sulteng mencoba menghubungi via telepon dan SMS namun tidak pernah memberikan jawaban.***

reporter/editor:sutrisno
Share this article :

0 komentar:

Jurnalsulteng.com on Facebook

 
Developed by : Darmanto.com
Copyright © 2016. JURNAL SULTENG - Tristar Mediatama - All Rights Reserved
Template by Creating Website
Proudly powered by Blogger