*Pertarungan
01 Donggala
Konstalasi politik
pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Donggala yang semakin dekat, menimbulkan
aroma “PERTEMPURAN” yang mulai tercium. Sejumlah nama tokoh dengan
slogan-slogannya sudah mulai menggelinding menjadi bakal calon (Balon) Bupati
Donggala periode 2013-2018.
Oleh:
Agus Manggona
Kita patut bersyukur karena ternyata banyak yang merasa
mampu memimpin kabupaten tertua di Sulteng ini. Paling tidak sebelas figur sudah menyatakan siap bertanding. Mereka
adalah Akris Yunus Fattah, Drg Anita B
Nurdin, Kasman Lassa, Kasmuddin, Burhanuddin Yado, Ilham Pettalolo, Saifullah
Malonda, Burhanuddin Lamadjido, Asgar
Juhaepa, Aly Lasamaulu serta Mauliddin.
Tidak tertutup
kemungkinan, kontestan lain akan bermunculan dan memenuhi gelanggang. Banyaknya
calon Bupati, bisa menjadi tanda
kehidupan perpolitikan di Donggala semakin dinamis. Namun menariknya sejumlah figur
yang tampil, merupakan tokoh baru bahkan bukan dari kalangan partai politik.
Dari sederet nama,
sosok Akris Yunus Fattah yang kini
sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Donggala, merupakan salah
satu figur yang memiliki peluang dan kans besar untuk
memimpin Kota ANTIK ini dalam lima tahun kedepan. Meski sejauh ini,
belum mendeklarasikan diri akan keluar dari partai politik (Parpol) mana dan akan
berpasangan dengan siapa.
Spekulasi ini bukan
tanpa alasan, karena berdasarkan hasil pemetaan dan geo politik di 15 Kecamatan yang dilakukan oleh Penguatan Institusi Untuk Jaringan Rakyat
(Pijar) Sulteng, Akris Yunus Fattah bisa menjadi kuda hitam. Konsolidasi yang
dilakukan tim sukses termasuk gerakan
‘bawa tanah’ memberikan gambaran yang signifikan jika Akris akan menahkodai
Donggala kedepan. Belum lagi tambah Ketua Pijar Sulteng Rully Hadju,
elektabilitas Ketua Marakas Cabang (Maca) Laskar Merah Putih Donggala ini,
terus menerus mengalami peningkatan.
Perkembangan drastis di
Donggala saat ini khususnya dibidang infrastruktur jalan tambah Rully, ,
merupakan bukti nyata dari keberhasilan Akris selaku Kadis PU, sehingga sangat
beralasan jika masyarakat menginginkan
sosok muda yang enerjik dan memiliki jiwa interpreniusif. Memang diakui, ‘perahu’ untuk digunakan berlayar ke samudera Pemilukada Donggala belum final,
namun yakin dan percaya dalam waktu dekat ini, semua itu akan terjawab
termasuk-partai-partai pendukung.
Lampu hijau tahapan
pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dinyalakan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Donggala
semakin membuka ruang bagi para kontestan untuk mensosialisasikan diri. Namun tak dibisa dipungkiri apalagi
dinaifkan masyarakat membutuhkan serta merindukan sosok pemimpin
yang bisa memadukan keluguan, terus terang, percaya diri, tegas dan diplomasi
yang berkarter. Nah… semunya itu hanya dimiliki oleh Akris
Yunus Fattah.
Menurut Rully, Akris merupakan sosok yang mampu merubah wujud Donggala, dengan
memberdayakan potensi serta
sumber daya alam, baik itu dari sektor pertanian, perkebunana maupun perikanan/kelautan,
termasuk mereformasi birokrasi. “ Akris juga dikenal sebagai pamong yang amat realistis, tapi juga bisa bertindak
diluar dugaan karena optimis dan percaya diri yang sangat besar,”tambahnya.
Sementara paradoks lain
tambah Direktur Aliansi Independen Human
Nusantara Amir Sidik, bahwa Akris sadar betul akan pentingnya dukungan publik, namun
ia enggan mengubah gayanya didepan
khalayak, karena ia sadar benar bahwa demokrasi menempatkan para pemilih sebagai penentu. Karena bagi Akris
demokrasi adalah era persekutuan
diantara popularitas dan elektabilitas.
Meski latar belakang Akris seorang Birokrat ulung, namun ia memiliki kelebihan, dimana
mampu memadukan penciuman politik
tajam, kalkulasi pragmatis serta
kehendak kuat untuk menang, dan hal ini
tidak dimiliki oleh calon kandidat lain.
Dalam beberapa kali pertemuan kata alumnus Lemhanas ini, Akris selalu memberikan penegasan bahwa ia sadar betul
betapa pentingnya berhitung secara cermat, sebelum memutuskan ayunan langkah.
Kata kuncinya menghadapi Pilkada adalah
kesedian untuk menang, bukan sekedar memaksakan diri mengejar posisi tertentu.
Tapi semua itu akan terwujud, jika tim sukses dan mesin partai mampu memainkan ritme dalam mendulang pundi-pundi suara serta bisa meyakinkan konstituen.
Ia juga sadar bahwa kemenangan dalam Pilkada ditentukan oleh
masyarakat melalui mekanisme one person one vote, sehingga
diperlukan teknik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan maupun selera
masyarakat agar dapat terpilih. ***
0 komentar:
Posting Komentar