Ilustrasi |
Jakarta, Jurnalsulteng.com – Perdagangan transaksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya setelah ditutup terkoreksi 23 poin 0,18 persen ke Rp13.112 per dolar AS.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan rupiah akan melanjutkan penurunannya, apabila kondisi mata uang negara berkembang masih cenderung turun, ditambah sentimen dalam negeri jika Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
"Jika penurunan BI Rate sebesar 25 bps benar-benar terealisasi maka rupiah berpeluang melanjutkan pelemahannya," kata dia dalam risetnya di Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Reza meramalkan, setelah kemarin bergerak di kisaran Rp13.067-Rp13.137, maka hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.115-Rp13.076 per dolar AS.
Menurutnya, jelang diumumkannya BI Rate, rupiah masih belum mampu keluar dari zona konsolidasinya, bahkan cenderung melemah. Sementara itu, dolar bergerak variatif di mana mampu menguat tipis sebesar 0,06 persen terhadap euro dan menguat 0,45 persen terhadap yen, namun melemah terhadap poundsterling 0,61 persen.
Di sisi lain, lanjutnya, melemahnya Lira Turki yang berimbas pada mata uang emerging market lainnya serta masih melemahnya harga komoditas turut berimbas pada mata uang rupiah pada perdagangan kemarin di area Rp13.100.
"Sebelumnya kami sampaikan pergerakan rupiah melemah tipis pada perdagangan kemarin, tertekan adanya aksi jual memanfaatkan pelemahan poundsterling terhadap dolar," tuturnya.[***]
Source: Viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar