![]() |
Skuat Real Madrid berpeluang merebut trofi ke-11 Liga Champions musim ini. (Reuters) |
Jurnalsulteng.com- Real Madrid sejauh ini adalah tim yang paling banyak memenangkan trofi Liga Champions yakni 10 trofi. Kini, klub yang berasal dari ibukota Spanyol itu berpeluang merebut trofi ke-11.
Madrid akan melakoni final Liga Champions melawan rival sekota, Atletico Madrid, pada 28 Mei mendatang di Stadion San Siro, Milan, Italia.
Laga final itu sendiri seperti laga ulangan ketika Madrid memenangkan trofi kesepuluh Liga Champions pada musim 2013/14. Kala itu Madrid mengalahkan Atletico 4-1 pada dua babak tambahan, dimana selama 90 menit waktu normal kedua tim bermain imbang 1-1.
Namun, kini nasib Madrid sebagai pemenang trofi Liga Champions terbanyak bisa saja terlepas. Hal itu disebabkan munculnya gugatan untuk mencabut lima trofi Liga Champions (kala itu disebut Piala Eropa) yang dimenangkan dalam kurun waktu 1956-1960.
Seperti dilansir dari surat kabar Spanyol, AS, petisi daring yang muncul di situs Change.org itu dimulai akun Justicia Deportiva (Keadilan dalam Olahraga) pada 12 Mei silam. Sejauh ini petisi tersebut telah ditandatangani hampir 30 ribu orang. Hingga berita ini ditulis jumlah penandatangan itu tepatnya telah mencapai 29.421 pendukung.
Pada pengantar petisi yang ditulis dalam bahasa Spanyol itu disebutkan mereka menuntut UEFA mencabut lima trofi awal Madrid demi nama sportifitas dan demokrasi.
Kala itu, keberhasilan Madrid dituding pembuat petisi diperoleh lewat cara-cara yang tak sesuai dan diakui dalam kompetisi olahraga.
Lima trofi yang diperoleh kala itu terjadi saat dikator Spanyol, Jenderal Franco masih berkuasa. Diktator yang menguasai Spanyol sejak 1930 sampai akhir hayatnya pada 1975 menjadikan El Real sebagai salah satu alat untuk melanggengkan kebijakan politik Franco yang ingin Spanyol tumbuh dengan nasionalisme satu tanpa mengenal suku bangsa lain seperti Andalusia, Basque, ataupun Katalonia.
Salah satu yang menjadi perbincangan hingga saat ini adalah pada final Liga Champions 1986/57. Madrid melawan Fiorentina di partai final yang digelar di Santiago Bernabeu.
Kala itu, sejak menit awal Madrid tertekan oleh serangan skuat La Viola. Namun, petaka bagi Fiorentina terjadi pada menit ke-69. Hakim Garis telah mengangkat bendera offside bagi pemain Madrid Enrique Mateos di dalam kotak penalti. Namun wasit asal Belanda justru menunjuk titik putih yang kemudian sukses dieksekusi penyerang yang dikenal pernah membela tiga negara Alberto Di Stefano.
Gugatan terhadap Madrid melalui situs Change.org pun pernah dilakukan suporter klub itu pada Desember 2015. Dalam petisi itu mereka menggugat Presiden Madrid Florentino Perez mundur, namun petisi itu gagal.(***)
Source; CNNIndonesia
0 komentar:
Posting Komentar