Palu, Jurnalsulteng.com- Pelantikan dan pengambilan sumpah pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah periode 2009-2014 dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) di Palu, Senin (21/10/2013), berlangsung ricuh karena ada protes dari anggota dewan yang akan diganti.
Ketua DPRD Sulteng Aminuddin Ponulele mengambil sumpah Nadjamudin Syah sebagai anggota DPRD dari PKBP untuk menggantikan Amrullah Almahdali.
Saat Aminuddin akan memberikan sambutan, Amrullah yang hadir dalam acara itu mengambil mikrofon dan meminta diberikan kesempatan menyampaikan haknya untuk berbicara karena dia menilai pemberhentian dirinya dilakukan dengan rekayasa.
Namun belum sempat Amrullah berbicara, seorang petugas yang juga ajudan Aminuddin Ponulele berusaha menarik Amrullah agar meninggalkan tempat duduknya namun Amrullah tetap ingin menyampaikan pendapatnya.
Aminuddin yang baru saja mengawali sambutannya langsung meminta kepada Amrullah agar tidak duduk di jajaran anggota dewan.
"Yang bukan anggota dewan tolong duduk di belakang," katanya.
Karena Amrullah tidak mau meninggalkan tempat, Aminuddin turun dari meja pimpinan sidang menuju arah tempat duduk Amrullah.
Sementara Amrullah juga berusaha menuju arah Aminuddin.
Sejumlah anggota dewan langsung melerai keduanya sehingga tidak terjadi adu fisik.
Situasi di dalam ruang rapat paripurna akhirnya kacau.
Beberapa saat kemudian Aminuddin kembali ke meja pimpinan dan meminta kepada petugas agar Amrullah dikeluarkan dari ruangan.
Sekretaris Daerah Provinsi Amdjad Lawasa tampak ingin menenangkan Ketua DPRD itu.
"Saya tidak emosi. Saya hanya membela hak dewan," kata Aminuddin yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Tengah itu.
Amrullah akhirnya meninggalkan ruang sidang.
Aminuddin kemudian melanjutkan kembali sambutannya dan meminta maaf atas adegan yang terjadi sebelumnya.
"Saya minta maaf sebanyak-banyaknya atas peritiswa yang aneh di ruangan ini. Ini terjadi karena keserakahan yang tidak terbendung," katanya.
Sementara itu di luar gedung DPRD, massa pendukung Amrullah terus melakukan orasi dan berusaha menerobos blokade polisi di depan pintu masuk ruang paripurna namun hingga rapat paripurna istimewa pengganti antarwaktu berakhir tuntutan mereka untuk membatalkan pelantikan tidak berhasil.
Sementara itu Amrullah mengatakan Ketua DPRD dan Wakil Ketua Sulawesi Tengah telah melakukan tindakan yang tidak cermat dan menciderai hak konstitusi atas pemberhentian dirinya.
Amrullah mengatakan pemberhentian dirinya tersebut direkayasa dan dilakukan bersama Ketua PKPB Sulawesi Tengah Irwanto Lubis. "Surat pengunduran diri saya direkayasa dari PKPB," kata Amrullah.
Namun Aminuddin dalam sambutannya mengatakan pergantian antarwaktu itu dilakukan karena Amrullah mengundurkan diri sebagai anggota DPRD.
Amrullah yang sebelumnya menjadi anggota DPRD dari PKPB pada periode 2009-2014 kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPRD pada Pemilu 2014 melalui Partai Demokrat.***
sumber:antarasulteng.com
Ketua DPRD Sulteng Aminuddin Ponulele mengambil sumpah Nadjamudin Syah sebagai anggota DPRD dari PKBP untuk menggantikan Amrullah Almahdali.
Saat Aminuddin akan memberikan sambutan, Amrullah yang hadir dalam acara itu mengambil mikrofon dan meminta diberikan kesempatan menyampaikan haknya untuk berbicara karena dia menilai pemberhentian dirinya dilakukan dengan rekayasa.
Namun belum sempat Amrullah berbicara, seorang petugas yang juga ajudan Aminuddin Ponulele berusaha menarik Amrullah agar meninggalkan tempat duduknya namun Amrullah tetap ingin menyampaikan pendapatnya.
Aminuddin yang baru saja mengawali sambutannya langsung meminta kepada Amrullah agar tidak duduk di jajaran anggota dewan.
"Yang bukan anggota dewan tolong duduk di belakang," katanya.
Karena Amrullah tidak mau meninggalkan tempat, Aminuddin turun dari meja pimpinan sidang menuju arah tempat duduk Amrullah.
Sementara Amrullah juga berusaha menuju arah Aminuddin.
Sejumlah anggota dewan langsung melerai keduanya sehingga tidak terjadi adu fisik.
Situasi di dalam ruang rapat paripurna akhirnya kacau.
Beberapa saat kemudian Aminuddin kembali ke meja pimpinan dan meminta kepada petugas agar Amrullah dikeluarkan dari ruangan.
Sekretaris Daerah Provinsi Amdjad Lawasa tampak ingin menenangkan Ketua DPRD itu.
"Saya tidak emosi. Saya hanya membela hak dewan," kata Aminuddin yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Tengah itu.
Amrullah akhirnya meninggalkan ruang sidang.
Aminuddin kemudian melanjutkan kembali sambutannya dan meminta maaf atas adegan yang terjadi sebelumnya.
"Saya minta maaf sebanyak-banyaknya atas peritiswa yang aneh di ruangan ini. Ini terjadi karena keserakahan yang tidak terbendung," katanya.
Sementara itu di luar gedung DPRD, massa pendukung Amrullah terus melakukan orasi dan berusaha menerobos blokade polisi di depan pintu masuk ruang paripurna namun hingga rapat paripurna istimewa pengganti antarwaktu berakhir tuntutan mereka untuk membatalkan pelantikan tidak berhasil.
Sementara itu Amrullah mengatakan Ketua DPRD dan Wakil Ketua Sulawesi Tengah telah melakukan tindakan yang tidak cermat dan menciderai hak konstitusi atas pemberhentian dirinya.
Amrullah mengatakan pemberhentian dirinya tersebut direkayasa dan dilakukan bersama Ketua PKPB Sulawesi Tengah Irwanto Lubis. "Surat pengunduran diri saya direkayasa dari PKPB," kata Amrullah.
Namun Aminuddin dalam sambutannya mengatakan pergantian antarwaktu itu dilakukan karena Amrullah mengundurkan diri sebagai anggota DPRD.
Amrullah yang sebelumnya menjadi anggota DPRD dari PKPB pada periode 2009-2014 kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPRD pada Pemilu 2014 melalui Partai Demokrat.***
sumber:antarasulteng.com
0 komentar:
Posting Komentar